ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PADA MUSREMBANG DI KOTA SERANG
Kata Kunci:
Ketimpangan Pembangunan, Desentralisasi, Otonomi Fiskal, Pembangunan Daerah, Kabupaten Lebak, Kota SerangAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kota Serang dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi literatur dari berbagai sumber akademik dan dokumen kebijakan. Hasil kajian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat masih tergolong rendah dan lebih banyak berlangsung secara formalitas. Masyarakat sering hadir sebagai peserta, namun belum terlibat secara aktif dalam penyampaian aspirasi maupun dalam proses pengambilan keputusan. Rendahnya partisipasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor umum, seperti keterbatasan akses terhadap informasi Musrenbang, dominasi kelompok tertentu dalam proses perumusan usulan, serta komunikasi pemerintah yang belum sepenuhnya mendorong partisipasi yang inklusif. Selain itu, pemahaman masyarakat mengenai mekanisme perencanaan pembangunan masih terbatas, sehingga kontribusi yang diberikan belum sepenuhnya mencerminkan kebutuhan yang lebih strategis. Untuk mendorong peningkatan kualitas partisipasi, penelitian ini menekankan pentingnya penguatan kapasitas dan peran kelembagaan, baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan. Pemanfaatan teknologi melalui e-Musrenbang juga menjadi rekomendasi penting agar proses perencanaan lebih transparan, mudah diakses, dan mampu memperluas ruang partisipasi masyarakat. Dengan berbagai upaya tersebut, Musrenbang diharapkan dapat menjadi forum yang lebih efektif dalam menampung aspirasi warga serta meningkatkan akuntabilitas pembangunan di Kota Serang.
This study aims to analyze the level of community participation in Development Planning Deliberation (Musrenbang) in Serang City using qualitative methods based on literature review from various academic sources and policy documents. The results of the study show that public participation is still relatively low and takes place more formally. The community is often present as participants, but has not been actively involved in the delivery of aspirations or in the decision-making process. This low participation is influenced by several common factors, such as limited access to Musrenbang information, the dominance of certain groups in the proposal formulation process, and government communication that has not fully encouraged inclusive participation. In addition, the public's understanding of the development planning mechanism is still limited, so the contribution made does not fully reflect more strategic needs. To encourage an improvement in the quality of participation, this study emphasizes the importance of strengthening institutional capacity and roles, both at the sub-district and sub-district levels. The use of technology through e-Musrenbang is also an important recommendation so that the planning process is more transparent, accessible, and able to expand the space for community participation. With these various efforts, Musrenbang is expected to become a more effective forum in accommodating the aspirations of residents and increasing development accountability in Serang City.




