HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN PENDENGARAN DAN PAPARAN KEBISINGAN PENDEKATAN POSITIVISTIK DARI BEBERAPA PENELITIAN TERDAHULU: RIVIEW LITERATURE
Kata Kunci:
Bising, Gangguan Pendengaran, Pekerja, Remaja, Tuli Sensorineural, Epistemologi PositivistikAbstrak
Gangguan pendengaran adalah kondisi dimana seseorang mengalami kehilangan pendengaran sebagian atau keseluruhan. Gangguan pendengaran dapat terjadi pada semua usia mulai dari bayi baru lahir sampai orang lanjut usia. Penyebab gangguan pendengaran antara lain, keturunan, faktor usia, faktor risiko, obat ototoksik, infeksi virus, trauma kepala, dan paparan bising. Gangguan pendengaran atau lebih dikenal dengan istilah tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural, dan tuli campur. Gangguan pendengaran akibat bising, atau dikenal juga Noise Induced Hearing Loss (NIHL) terjadi ketika pendengaran terpajan oleh bising yang kuat/melebihi nilai Abmabg Batas (NAB) dalam jangka waktu yang cukup lama. Tuli akibat bising tidak hanya dialami oleh pekerja, tetapi kalangan remaja atau anak juga bisa mengalaminya. Hal ini dikarenakan banyak dari masyarakat yang semakin marak menggunakan earphone untuk kegiatan harian, mulai dari kegiatan kantor, rumah tangga, dan kegiatan pendidikan. Jenis penilitian ini adalah literature review diskriptif kuantitatif, dengan menggunakan paradigma epistemologi positivistik, dibuat dengan mengumpulkan, menganalisis, dan membandingkan artikel yang jurnal penilitian terdahulu dari Google. Dari hasil penelitian terdahulu didapatkan bahwa ada hubungan yang erat antara gangguan dengar dengan paparan bising pada telinga. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa intensitas paparan kebisingan, lama paparan, dan masa kerja adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat kejadian NIHL pada pekerja dan remaja. Jika dipandang dari epistemologi positivistik, mengacu pada sebab akibat, jika telinga terpapar bising maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran akibat bising (NIHL).