KECEMBURUAN SOSIAL DAN PRASANGKA ETNIS: STUDI KASUS HUBUNGAN ETNIS TIONGHOA DAN KELOMPOK PRIBUMI DI KEC. PERCUT SEI TUAN, KABUPATEN DELI SERDANG, SUMATERA UTARA NAMA PENULIS
Kata Kunci:
Kecemburuan Sosial, Prasangka Etnis, Etnis Tionghoa, Masyarakat Pribumi, Hubungan Antaretnis, Integrasi SosialAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecemburuan sosial dan prasangka etnis antara kelompok etnis Tionghoa dan masyarakat Pribumi di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap sepuluh informan dari kedua kelompok etnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tingkat ekonomi, gaya hidup, serta kurangnya interaksi sosial menjadi pemicu utama ketegangan antaretnis. Meskipun demikian, kedua kelompok memiliki kesadaran dan keinginan untuk membangun hubungan yang lebih harmonis melalui kolaborasi sosial dan kegiatan budaya. Temuan ini menegaskan pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam membangun ruang interaksi yang inklusif dan adil melalui program pelatihan bersama, pendidikan multikultural, dan kegiatan lintas komunitas. Dengan pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan, diharapkan dapat tercipta kehidupan sosial yang harmonis dan toleran di wilayah multietnis seperti Kecamatan Percut Sei Tuan.
This study aims to identify the factors causing social jealousy and ethnic prejudice between the Chinese ethnic group and the Indigenous community in Percut Sei Tuan District, Deli Serdang Regency. The study was conducted using a qualitative descriptive approach through observation, interviews, and documentation of ten informants from both ethnic groups. The results of the study indicate that differences in economic levels, lifestyles, and lack of social interaction are the main triggers of inter-ethnic tensions. Nevertheless, both groups have the awareness and desire to build more harmonious relationships through social collaboration and cultural activities. These findings emphasize the importance of the role of government and society in building inclusive and fair interaction spaces through joint training programs, multicultural education, and cross-community activities. With a comprehensive and sustainable approach, it is hoped that a harmonious and tolerant social life can be created in multi-ethnic areas such as Percut Sei Tuan District.