DAMPAK RASA SYUKUR TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA REMAJA
Kata Kunci:
Rasa Syukur, Kesejahteraan Psikologis, RemajaAbstrak
Gratitude is believed to play a vital role in promoting psychological well-being, especially among adolescents who are navigating emotionally, socially, and academically demanding developmental stages. This study aims to examine the relationship between gratitude and psychological well-being among senior high school students in Semarang City. Utilizing a quantitative approach with a survey method, data were collected from 50 respondents using two primary instruments: the Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6) to measure gratitude, and the Psychological Well-Being Scale (PWBS) to assess psychological well-being. Statistical analysis revealed a significant positive correlation (r = 0.67; p < 0.05) between gratitude and psychological well-being, as well as a significant direct effect based on a simple linear regression test (β = 0.58; p < 0.05). These findings highlight that gratitude can serve as an effective adaptive mechanism in enhancing emotional resilience and psychological balance among adolescents. The practical implications suggest the importance of developing gratitude-based interventions in educational and family settings to sustainably support adolescent mental health.
Rasa syukur diyakini berperan penting dalam mendukung kesejahteraan psikologis, terutama pada remaja yang berada dalam fase perkembangan penuh tekanan emosional, sosial, dan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara rasa syukur dan kesejahteraan psikologis pada remaja SMA di Kota Semarang. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, data dikumpulkan dari 50 responden melalui dua instrumen utama: Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6) untuk mengukur rasa syukur, dan Psychological Well-Being Scale (PWBS) untuk mengukur kesejahteraan psikologis. Hasil analisis statistik menunjukkan korelasi positif yang signifikan (r = 0,67; p < 0,05) antara rasa syukur dan kesejahteraan psikologis, serta pengaruh langsung yang signifikan melalui uji regresi linier sederhana (β = 0,58; p < 0,05). Temuan ini menegaskan bahwa rasa syukur dapat menjadi mekanisme adaptif yang efektif dalam meningkatkan ketahanan emosional dan keseimbangan psikologis remaja. Implikasi praktis dari penelitian ini menyarankan pentingnya pengembangan intervensi berbasis rasa syukur dalam lingkungan pendidikan dan keluarga guna mendukung kesehatan mental remaja secara berkelanjutan.