PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN KURIKULUM MERDEKA DI SD NEGERI ABANGSONGAN KINTAMANI BANGLI
Kata Kunci:
Problematika, Guru, Kurikulum MerdekaAbstrak
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi mendorong pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud Ristek meluncurkan Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas dalam pembelajaran. Namun, guru di SD Negeri Abangsongan masih menghadapi berbagai problematika dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui problematika guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori konstruktivisme, Teori Behaviorisme, Teori Motivasi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas I, II, IV dan V di SD Negeri Abangsongan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Proses pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Merdeka di SD Negeri Abangsongan dibagi menjadi empat tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. 2). Problematika yang dihadapi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di SD Negeri Abangsongan dari segi perencanaan yaitu kurangnya pemahaman guru dalam penyusunan dan penggunaan modul ajar, menganalisis pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik, kurangnya inovasi guru dan guru kesulitan menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Problematika yang dihadapi guru dari segi pelaksanaan yaitu rendahnya penguasaan materi pembelajaran oleh guru, terkendala sarana dan prasarana serta kurangnya alokasi waktu dalam pembelajaran berbasis proyek. Problematika yang dihadapi guru dari segi evaluasi yaitu guru kesulitan dalam menyesuaikan asesmen yang diberikan kepada peserta didik. 3). Upaya guru dalam mengatasi problematika penerapan Kurikulum Merdeka di SD Negeri Abangsongan yaitu dengan mengikuti pelatihan baik secara mandiri maupun rujukan dari penyelenggara, berkolaborasi dengan rekan guru atau rekan sejawat dan mencari referensi dari berbagai sumber.
The advancement of science and technology in the era of globalization has encouraged the Indonesian government, through the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, to launch the Merdeka Curriculum (Independent Curriculum), which emphasizes flexibility in learning. However, teachers at Abangsongan State Elementary School continue to encounter various challenges in implementing this curriculum. This study aims to explore the issues faced by teachers in applying the Independent Curriculum. The theoretical framework employed in this study includes Constructivist Theory, Behaviourist Theory, and Motivation Theory. The research subjects consisted of homeroom teac/hers of grades I, II, IV, and V at Abangsongan State Elementary School Data were collected using observation, interviews, documentation, and literature review. The data were analysed using a qualitative descriptive method through the stages of data reduction, data presentation, conclusion drawing, and verification. The findings of the study reveal that: (1) The teaching and learning process under the Independent Curriculum at Abangsongan State Elementary School is divided into four stages: planning, organizing, implementation, and evaluation. (2) The challenges faced by teachers during the planning phase include a lack of understanding in developing and utilizing teaching modules, difficulties in analysing appropriate approaches, strategies, methods, and models for students, limited teacher innovation in the teaching process, and difficulties in adapting learning to students’ individual characteristics. During the implementation phase, teachers struggle with low mastery of subject matter, limited facilities and infrastructure, and insufficient time allocation for project-based learning. In the evaluation phase, teachers face difficulties in aligning assessments with students’ learning needs. (3) Teachers' efforts to overcome the problems of implementing the Independent Curriculum at Abangsongan State Elementary School are by participating in training both independently and through referrals from the organizers, collaborating with fellow teachers or colleagues and seeking references from various sources.