STRATEGI BHABINKAMTIBMAS DALAM MENANGANI KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT X
Kata Kunci:
Strategi, Konflik Sosial, MasyarakatAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penanganan Bhabinkamtibmas konflik sosial dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang dipilih adalah fenomenologi. Subjek penelitiannya 4 responden Bhabinkamtibmas. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi dan data sekunder). Analisis data menggunakan langkah Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan iv responden. Adapun konflik sosial yang terjadi seperti konflik kemiskinan, pengganguran, ketidak seimbangan pribadi, ketidak puasan keluarga, kebijakan penguasa yang berpihak, penegakan hukum yang tidak adil, undang- undang yang tidak jelas, dan ketertiban umum lainnya. Konflik pada umumnya berlatar belakang adanya perbedaan. Konflik adalah teori yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf yang mengemukakan bahwa masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada kekuasaan (dominasi satu pihak atas pihak lainatas dasar paksaan) atau wewenang (dominasi yang diterima dan diakui oleh pihak yang dikoordinasi secara paksa) karena kepentingan kedua pihak dalam asosiasi-asosiasi tersebut berbeda (Sunarto, 2004). Data dikiumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dandianalisis dengan dideskripsikan. Berdasarkan hasil penelitian studi kualitatif strategi Bhabinkamtibmas dalam menangani konflik sosial masyarakat X didapatkan 6 tema adalah Koersi (coercion) yaitu bentuk akomodasi melalui paksaan fisik atau psikologis. Kompromi (compromise) yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam konflik saling mengurangi tuntutan untuk mencapai suatu penyelesaian. Arbitrase (arbitration) yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga majelis arbitrase yang bersifat formal karena pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri. Transformasi konflik (conflict transformation) yaitu upaya penyelesaian konflik dengan mengatasi akar penyebab konflik sehingga dapat mengubah konflik yang bersifat destruktif menjadi konflik konstruktif. Segregasi (segregation) yaitu tiap-tiap pihak memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan. Keputusan mayoritas (majority rule) yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak atau melakukan voting.