PERAN KELOMPOK AKTIVIS SEBAGAI KOMUNIKATOR POLITIK DALAM MEMBANGUN KESADARAN PUBLIK

Penulis

  • Rudy Candra Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Katimin Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Hasrat Effendi Samosir Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kata Kunci:

Kelompok Aktivis, Komunikator Politik, Kesadaran Publik

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran kelompok aktivis sebagai komunikator politik dalam membangun kesadaran publik di Indonesia. Menggunakan metode penelitian kualitatif berbasis studi literatur, data dianalisis melalui reduksi, penyajian tematik, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok aktivis berfungsi sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi utama. Mereka menyebarkan informasi, memengaruhi opini publik, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam isu-isu politik seperti korupsi, lingkungan, dan kesetaraan gender. Media sosial memungkinkan mereka menjangkau audiens yang lebih luas dengan strategi seperti storytelling dan kampanye digital, menghasilkan dampak signifikan seperti peningkatan partisipasi pemilih pemula sebesar 20% dan keterlibatan lebih dari satu juta pengguna dalam kampanye tertentu. Selain itu, pendekatan interpersonal melalui diskusi langsung, seminar, dan lokakarya memperkuat hubungan dengan masyarakat dan meningkatkan kepercayaan publik. Kelompok aktivis juga memanfaatkan kolaborasi dengan media tradisional untuk memperluas jangkauan pesan mereka. Dengan strategi komunikasi yang adaptif dan berbasis data, mereka menciptakan ruang deliberatif yang inklusif, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sebesar 15% di daerah dengan partisipasi publik yang tinggi, serta menjadikan diri mereka aktor sentral dalam proses transformasi sosial dan politik di Indonesia. Penelitian ini menegaskan pentingnya peran strategis kelompok aktivis dalam membangun demokrasi yang lebih inklusif dan transparan.

This research aims to explore the role of activist groups as political communicators in building public awareness in Indonesia. Using qualitative research methods based on literature studies, the data was analyzed through reduction, thematic presentation, and conclusion drawn. The results of the study show that activist groups function as a bridge between the community and the government by utilizing social media as the main communication tool. They disseminate information, influence public opinion, and increase public participation in political issues such as corruption, the environment, and gender equality. Social media allows them to reach a wider audience with strategies such as storytelling and digital campaigns, resulting in significant impacts such as a 20% increase in novice voter participation and the involvement of more than one million users in a given campaign. In addition, an interpersonal approach through direct discussions, seminars, and workshops strengthens relationships with the community and increases public trust. Activist groups are also leveraging collaborations with traditional media to expand the reach of their message. With adaptive and data-driven communication strategies, they create inclusive deliberative spaces, increase public trust in the government by 15% in regions with high public participation, and make themselves central actors in the process of social and political transformation in Indonesia. This research emphasizes the importance of the strategic role of activist groups in building a more inclusive and transparent democracy.

Unduhan

Diterbitkan

2025-01-30