ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH BERASRAMA PADA TINGKAT SATUAN MENENGAH ATAS

Penulis

  • Alfonsus Arjuna Tosari Universitas Kristen Indonesia
  • Erni Murniarti Universitas Kristen Indonesia

Kata Kunci:

Kurikulum Merdeka, Sekolah Berasrama

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang dan tantangan dari implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah berasrama di SMA Kristen Barana, Kabupaten Toraja Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan manajemen sekolah, peristiwa lapangan, dan kegiatan tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan study literature dan pengamatan secara terperinci dan mendalam. Data yang diperoleh berasal dari tulisan ilmiah yang diuraikan secara detail dan hasil pengamatan langsung. Analisis data dalam pendekatan ini menghasilkan penjelasan ilmiah melalui paparan naratif yang menggambarkan situasi dan kondisi yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen kebijakan dan hasil pengamatan lapangan. Dokumen yang dikumpulkan meliputi dokumen tertulis berupa buku dan jurnal penelitian yang terkait dengan implementasi Kurikulum Merdeka pada sekolah berasrama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang mendukung pengembangan kemampuan peserta didik dengan memperhatikan kesejahteraan peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut, sekolah semestinya memberikan layanan pendidikan yang memahami kebutuhan belajar individu, termasuk faktor-faktor seperti kecerdasan, minat, gaya belajar, dan kebutuhan khusus. Sekolah berasrama merupakan salah satu model pelaksanaan pendidikan di Indonesia yang menjadi pilihan bagi orang tua siswa, yang menawarkan kualitas pendidikan yang berimbang antara kualitas sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, serta memiliki kesalehan spiritual dan sosial. Berdasarkan data yang telah diperoleh, SMA Kristen Barana, Kabupaten Toraja Utara telah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tahun pelajaran 2022/2023. Namun aturan yang ketat di sekolah berasrama menjadi salah satu kendala misalnya dalam pelarangan penggunaan handphone. Saran yang sangat penting bagi sekolah berasrama untuk mempertimbangkan kembali kemanfaatan dan risiko penggunaan teknologi oleh peserta didik.

This research aims to identify the opportunities and challenges of implementing the Merdeka Curriculum at the boarding school in Barana Christian High School, North Toraja Regency. This study is a qualitative research. The approach used is descriptive qualitative, which aims to describe school management policies, field events, and specific activities. The research was conducted using literature study and detailed and in-depth observation. The data obtained comes from scientific writings that are detailed and the results of direct observation. Data analysis in this approach produces a scientific explanation through a narrative presentation that describes the situations and conditions studied. The data collection technique used in this research involves gathering and analyzing policy documents and field observation results. The documents collected include written documents such as books and research journals related to the implementation of the Merdeka Curriculum in boarding schools. The research results indicate that the Merdeka Curriculum supports the development of students' abilities by considering their well-being. In line with this, schools should provide educational services that understand individual learning needs, including factors such as intelligence, interests, learning styles, and special needs. Boarding schools are one model of education implementation in Indonesia that has become a choice for parents, offering balanced quality education between excellent human resources, competitiveness, and spiritual and social piety. Based on the data obtained, Barana Christian High School, North Toraja Regency, has implemented the Merdeka Curriculum since the 2022/2023 academic year. However, the strict rules in boarding schools are a challenge, such as the prohibition of using mobile phones. An important suggestion for boarding schools is to reconsider the benefits and risks of technology use by students.

Unduhan

Diterbitkan

2025-04-29