BEST PRACTICE QUALITY IN IMPROVING STUDENTS' SPEAKING SKILLS BASED ON STUDENTS' PERSPECTIVES AT IAIN PALANGKA RAYA

Penulis

  • Muhammad Rahimi Uin Palangka Raya
  • Siminto Uin Palangka Raya
  • Sri Normuliati Uin Palangka Raya

Kata Kunci:

Latihan, Kemampuan Berbicara, Perspektif Siswa, EFL, Penelitian Kualitatif

Abstrak

Penelitian ini mengkaji perspektif mahasiswa terhadap strategi efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris di IAIN Palangka Raya. Dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan angket yang melibatkan mahasiswa semester tiga program studi Pendidikan Bahasa Inggris. Temuan menunjukkan bahwa partisipasi aktif di kelas, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta latihan mandiri merupakan faktor utama dalam pengembangan kemampuan berbicara. Meskipun demikian, mahasiswa masih menghadapi hambatan seperti kurang percaya diri, keterbatasan kosakata, dan lingkungan yang kurang mendukung. Sebagai respons, mereka menerapkan pembelajaran mandiri, kolaborasi dengan teman, pelatihan eksternal, dan pemanfaatan teknologi digital. Studi ini menekankan pentingnya aspek komunikatif, emosional, dan lingkungan dalam perolehan bahasa. Tanggung jawab bersama antara dosen dan mahasiswa juga dianggap penting dalam mendorong peningkatan. Implikasi penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dipersonalisasi dan umpan balik yang konstruktif sangat penting untuk meningkatkan kompetensi berbicara. Temuan ini mendukung pendekatan pembelajaran komunikatif dan kemandirian belajar siswa dalam konteks EFL.

This study explores students’ perspectives on effective strategies to enhance English speaking skills at IAIN Palangka Raya. Using a qualitative approach, data were collected through semi-structured interviews and questionnaires involving third-semester English students. The findings reveal that active classroom participation, extracurricular involvement, and independent practice are key factors in skill development. Despite these efforts, students still face barriers such as low self-confidence, limited vocabulary, and lack of supportive environments. In response, students employ self-regulated learning, peer collaboration, external training, and digital tools. The study underscores the importance of communicative, emotional, and environmental aspects in language acquisition. It also highlights the dual responsibility of teachers and students in fostering improvement. Implications suggest that personalized strategies and supportive feedback are vital for advancing speaking competence. These insights contribute to pedagogical refinement in EFL contexts, aligning with communicative language teaching and learner autonomy frameworks.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29