MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU KELAS DALAMPELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PADA KASUS ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DI SD-2 YPK KOTA BONTANG
Kata Kunci:
ADHD, Guru Kelas, Manajemen Pembelajaran, Pendidikan InklusifAbstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perencanaan pembelajaran guru kelas, pengorganisasian pembelajaran guru kelas, pelaksanaan dan dampak pembelajaran guru kelas, pengawasan pembelajaran guru kelas, kendala yang dihadapi guru kelas, dan solusi yang diambil untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pendidikan inklusif pada kasus Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di SD-2 YPK Kota Bontang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan metode deskriptif jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data adalah guru kelas I yang memiliki peserta didik ADHD. Penentuan sumber data penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang dilanjutkan dengan triangulasi teknik. Kesimpulan penelitian yaitu: (1) Pada perencanaan pembelajaran, guru kelas telah melakukan identifikasi, asesmen, menyusun profil, dan Program Pendidikan Individual (PPI). Sedangkan untuk Alur Tujuan Pembelajaran, Modul Ajar, Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran, dan Komponen Modul Ajar belum dirancang secara khusus; (2) Pada pengorganisasian pembelajaran, guru kelas dapat mengatur suasana kelas yang kondusif, kegiatan pembelajaran secara bertahap, pelaksanaan pengayaan dan remidial, perilaku mengajar, kolaborasi dengan pendamping serta guru pembimbing khusus, dan menyesuaikan waktu serta cara penyampaian materi. Sedangkan pada pengaturan tempat duduk di Kelas IB, penilaian, dan refleksi belum dilakukan secara khusus; (3) Pada pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya dapat memfasilitasi kebutuhan peserta didik ADHD, namun telah menunjukkan adanya perkembangan dari kondisi awal terhadap kemampuan akademik, komunikasi, perilaku, dan emosional; (4) Pada pengawasan pembelajaran, guru kelas telah melakukan pendampingan dan melaporkan perkembangan belajar peserta didik ADHD. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi belum dilakukan secara khusus; (5) Kendala yang dihadapi guru kelas dalam pelaksanaan pendidikan inklusif adalah kesulitan dalam mempersiapkan perangkat mengajar yang sesuai kebutuhan peserta didik ADHD. Adapun solusi untuk mengatasi kendala yang dilakukan guru kelas adalah berkolaborasi dengan guru pembimbing khusus dan rekan sejawat.
This study aims to describe the planning of classroom teacher learning, organization of classroom teacher learning, implementation and impact of classroom teacher learning, supervision of classroom teacher learning, obstacles faced by classroom teachers, and solutions taken to overcome obstacles in the implementation of inclusive education in the case of Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) in SD-2 YPK Bontang City. The approach used in this study is qualitative with a descriptive case study method. Data collection techniques used are interviews, observations, and documentation. The data source is a first-grade teacher who has ADHD students. Determination of research data sources uses a purposive sampling technique. Data are analyzed using the interactive model of Miles and Huberman followed by technical triangulation. The conclusions of this study are: (1) In learning planning, classroom teachers have carried out identification, assessment, compiled profiles and Individual Education Programs (PPI). Meanwhile, the Flow of Learning Objectives, Teaching Modules, Learning Objective Completion Criteria, and Teaching Module Components have not been specifically designed; (2) In organizing learning, class teachers can arrange a conducive class atmosphere, gradual learning activities, implementation of enrichment and remedial, teaching behavior, collaboration with assistants and special guidance teachers, and adjusting the time and method of delivering material. Meanwhile, in the seating arrangements in Class IB, assessment and reflection have not been carried out specifically; (3) In the implementation of learning, it has not been able to fully facilitate the needs of ADHD students, but has shown development from the initial conditions in terms of academic, communication, behavioral and emotional abilities; (4) In learning supervision, class teachers have provided guidance and reported on the learning development of ADHD students, while in evaluation activities this has not been done specifically; (5) The obstacles faced by class teachers in implementing inclusive education are difficulties in preparing teaching tools that suit the needs of ADHD students. The solution to overcome these obstacles carried out by class teachers is to collaborate with special guidance teachers and colleagues.