KOMITMEN PERNIKAHAN DAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA BATAK YANG TIDAK MEMILIKI ANAK LAKI-LAKI
Kata Kunci:
Komitmen Pernikahan, Kepuasan Pernikahan, Wanita BatakAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komitmen pernikahan dengan kepuasan pernikahan pada wanita Batak yang tidak memiliki anak laki-laki. Dalam budaya Batak, anak laki-laki dianggap sebagai penerus marga, sehingga ketidakhadirannya sering menimbulkan tekanan dalam pernikahan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan partisipan sebanyak 151 wanita Batak yang dipilih melalui purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Marital Components of Commitment Scale (MCC) dan ENRICH Marital Satisfaction Scale. Analisis data dengan uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan positif signifikan antara komitmen pernikahan dan kepuasan pernikahan (r = 0,379; p < 0,01). Hasil uji regresi menunjukkan kontribusi komitmen pernikahan sebesar 14,4% terhadap kepuasan pernikahan, sedangkan 85,6% dipengaruhi faktor lain. Temuan ini menegaskan pentingnya komitmen sebagai landasan untuk menjaga kepuasan pernikahan meskipun terdapat tekanan budaya yang kuat.
This study aims to examine the relationship between marital commitment and marital satisfaction among Batak women who do not have sons. In Batak culture, sons are regarded as heirs of the family lineage, and their absence often creates pressure in marriage. This research employed a quantitative correlational method with 151 participants selected through purposive sampling. The instruments used were the Marital Components of Commitment Scale (MCC) and the ENRICH Marital Satisfaction Scale. Data analysis with Pearson correlation showed a significant positive relationship between marital commitment and marital satisfaction (r = 0.379; p < 0.01). Regression analysis indicated that marital commitment contributes 14.4% to marital satisfaction, while 85.6% is influenced by other factors. These findings highlight the role of commitment as a foundation for maintaining marital satisfaction despite strong cultural expectations to have sons.




