HUBUNGAN DEPRESI DENGAN VARIABILITAS TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALIJUDAN, SURABAYA TIMUR
Kata Kunci:
Depresi, Variabilitas Tekanan Darah Sistolik, Lansia, GDS-15Abstrak
Depression is one of the most common psychological problems experienced by the elderly and often goes unrecognized in primary health care. Depression affects cardiovascular regulation through activation of the sympathetic nervous system and dysregulation of the hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis, which may lead to fluctuations in blood pressure. Systolic Blood Pressure Variability (SBPV) is an important indicator reflecting blood pressure instability that has been associated with increased cardiovascular risk. This study aimed to determine the relationship between depression and SBPV among elderly individuals at Kalijudan Public Health Center, East Surabaya. This analytic observational study used a cross-sectional approach with 88 elderly respondents selected using simple random sampling. Depression levels were assessed using the Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15), while SBPV was measured within one visit using three systolic blood pressure measurements. Data were analyzed using Spearman correlation test. The results showed a significant positive relationship between depression and SBPV (r = 0.616; p = 0.000), indicating that higher levels of depression are associated with greater blood pressure fluctuations. Psychological screening should be included as part of cardiovascular risk assessment among the elderly in primary health facilities.
Depresi merupakan salah satu gangguan psikologis yang sering terjadi pada lanjut usia (lansia) dan sering tidak terdeteksi dalam pelayanan kesehatan primer. Depresi memengaruhi sistem kardiovaskular melalui aktivasi sistem saraf simpatis dan disfungsi aksis hipotalamus–pituitari–adrenal (HPA axis), sehingga berpotensi menyebabkan fluktuasi tekanan darah. Variabilitas Tekanan Darah Sistolik (VTDS) merupakan indikator penting yang mencerminkan kestabilan tekanan darah dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan VTDS pada lansia di Puskesmas Kalijudan, Surabaya Timur. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) yang melibatkan 88 responden lansia yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Tingkat depresi diukur menggunakan Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15), sedangkan VTDS diukur melalui tiga kali pengukuran tekanan darah sistolik dalam satu kunjungan. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan searah antara depresi dengan VTDS (r = 0,616; p = 0,000). Semakin tinggi tingkat depresi pada lansia, semakin tinggi variabilitas tekanan darah sistolik yang dialami. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya skrining depresi untuk deteksi dini risiko kardiovaskular pada kelompok lansia.




