AWAL MULA DATANG SERTA BERKEMBANGNYA ISLAM DI SINGAPURA NEGERI SINGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH

Penulis

  • Wydia Sofia Universitas Jambi
  • Reka Seprina Universitas Jambi

Kata Kunci:

Kesultanan, Asal-usul, Kajian Sejarah, Sultanate, Origins, Historical Studies

Abstrak

ABSTRAK

Artikel ini menelusuri sejarah awal Islam di Tumasik, yang juga dikenal sebagai Temasek, nama bersejarah Singapura. Kota ini juga dikenal sebagai Kota Laut (Kota Laut), merupakan bagian dari sejarah nusantara. Tumasik dan Kedah merupakan pelabuhan terkemuka di Semenanjung Malaya pada abad ke-12 hingga ke-14 Masehi. Tumasik merupakan pusat perdagangan penting dan pusat perdagangan internasional pada saat itu. Letak Tumasik yang strategis di dekat ujung Semenanjung Malaya menjadikannya tantangan yang menarik untuk dikuasai. Metode yang digunakan di Metodologi penelitian sejarah ini memiliki empat tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menunjukkan Tumasik didominasi oleh dua kerajaan: Sriwijaya hingga akhir abad ke-13 M dan Majapahit hingga abad ke-14 M. Pada abad kelima belas Masehi, Tumasik Ayutthaya-Thailand memerintah, disusul oleh Kesultanan Malaka hingga tahun 1511 M, ketika diduduki oleh Portugis. Masuk Islam di Tumasik bertepatan dengan kedatangan pedagang Muslim asal Arab dan Persia pada abad ke-8, sehingga aktivitas bisnis meningkat hingga abad ke-11. Pedagang Muslim menetap di kota-kota pesisir dan pelabuhan di Semenanjung Malaya, termasuk Tumasik. Beberapa menetap dan membesarkan keluarga di sana.  Agama Islam diyakini sudah ada di Tumasik pada abad ke-8 hingga ke-11 Masehi. Sampai awal abad keenam belas Masehi Singapura adalah pemukiman Muslim dengan pedagang dari Eropa, India, dan Cina. Pelabuhan ini kemudian menjadi pelabuhan penting di bawah Kesultanan Malaka, yang akhirnya dikuasai Portugis pada tahun 1511 M.

ABSTRACT

This article traces the early history of Islam in Tumasik, also known as Temasek, the historic name of Singapore. This city is also known as Kota Laut (Sea City), it is part of the history of the archipelago. Tumasik and Kedah were the leading ports on the Malay Peninsula in the 12th to 14th centuries AD. Tumasik was an important trade center and international trade center at that time. Tumasik's strategic location near the tip of the Malay Peninsula makes it an interesting challenge to master. The method used in this historical research methodology has four stages: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. This research shows that Tumasik was dominated by two kingdoms: Sriwijaya until the end of the 13th century AD and Majapahit until the 14th century AD. In the fifteenth century AD, Tumasik Ayutthaya-Thailand ruled, followed by the Malacca Sultanate until 1511 AD, when it was occupied by Portuguese. The conversion to Islam in Tumasik coincided with the arrival of Muslim traders from Arab and Persian origin in the 8th century, so that business activity increased until the 11th century. Muslim traders settled in the coastal towns and ports of the Malay Peninsula, including Tumasik. Some settled and raised families there. Islam is believed to have existed in Tumasik in the 8th to 11th centuries AD. Until the early sixteenth century AD Singapore was a Muslim settlement with traders from Europe, India and China. This port later became an important port under the Malacca Sultanate, which was finally controlled by the Portuguese in 1511 AD.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-31