PENGARUH PERBEDAAN FIKSATOR TAWAS TUNJUNG DAN KAPUR SIRIH TERHADAP HASIL ECOPRINT TEKNIK HAPAZOME PADA BAHAN KATUN MENGGUNAKAN DAUN PAKIS (PTERYDOPHYTA)
Kata Kunci:
Ecoprint, Daun Pakis (Pterydophyta), Teknik HapazomeAbstrak
Penelitian ini menggunakan daun pakis yang memiliki bentuk daun indah sehingga memenuhi syarat sebagai sumber warna dan bentuk alami Ecoprint. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nama warna (Hue), kejelasan bentuk daun, dan ketahanan luntur warna yang dihasilkan dari Ecoprint daun pakis (pterydophyta) pada bahan katun dengan fiksator tawas tunjung dan kapur sirih. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis data yang digunakan berupa data primer. Ecoprint daun pakis dengan fiksator tawas pada lembar daun menghasilkan nama warna (Hue) Dim Olive Green dengan kode #6C7B38, pada tulang daun menghasilkan nama warna (Hue) Canary Yellow dengan kode #b9b84. Hasil Ecoprint dengan fksator tunjung pada lembar daun menghasilkan nama warna (Hue) Dark Brown dengan kode #484D0A, pada tulang daun menghasilkan nama warna (Hue) Olive dengan kode #9da88. Hasil Ecoprint dengan fksator kapur sirih pada lembar daun menghasilkan nama warna (Hue) Soft Brown dengan kode #6A6620, pada tulang daun menghasilkan nama warna (Hue) Golden Sundance dengan kode #B9A685. Kejelasan bentuk daun fiksator tawas termasuk dalam kategori sangat jelas, kejelasan bentuk daun fiksator tunjung dan kapur sirih termasuk dalam kategori jelas . Ketahanan luntur warna dengan fiksator tawas menggunakan sabun lerak pada 1dan 2 kali pencucian warna tidak mengalami perubahan sama sekali, pada 3 kali pencucian warna terlihat sedikit berubah dan berkurang. Ketahanan luntur warna dengan Fiksator tunjung menggunakan sabun lerak pada 1dan 2 kali pencucian warna tidak mengalami perubahan sama sekali. Ketahanan luntur warna dengan Fiksator kapur sirih menggunakan sabun lerak pada 1 kali pencucian warna tidak mengalami perubahan sama sekali, pada 2dan 3 kali pencucian warna terlihat sedikit berubah dan berkurang.