UPACARA TINJU ADAT SAGI di SOA DAN RELEVANSINYA BAGI MASYARAKAT SETEMPAT
Kata Kunci:
Tradisi, Sagi, SakralAbstrak
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai budaya yang melekat dan sudah menjadi sebuah tradisi yang harus terus dilestarikan. Kebudayaan dalam suatu masyarakat ini merupakan suatu warisan yang diturunkan dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Warisan budaya yang terus menjadi eksis hingga saat ini telah melekat dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik itu bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Tradisi yang terus menerus dipertahankan ini merupakan salah satu cara agar orang-orang khususnya masyarakat yang menekuni upacara tersebut dapat memahami lebih mendalam mengenai ritus-ritus ataupun simbol-simbol adat itu sendiri dan menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukan itu memiliki unsur unsur magic yang terkadung di dalamnya. Masyarakat Soa adalah sekumpulan orang yang menjalankan berbagai bentuk warisan budaya yang diwariskan. Salah satunya adalah upacara Sagi (tinju adat). Upacara Sagi adalah upacara syukur panen. Upacara ini sudah lama dipraktekkan dalam masyarakat Soa dan tetap eksis hingga saat ini. Upacara ini dianggap sangat penting karena melalui upacara ini orang-orang dalam suku yang sudah tinggal terpisah dapat berkumpul bersama lagi sebagai satu keluarga besar dan mempersembahkan kurban kepada leluhur yang telah menjaga dan merawat tanaman yang ditanam. Hal inilah yang menjadikan upacara ini dianggap sakral dan harus dilakukan secara terus menerus bahkan akan membawa dampak buruk bila tidak dilakukan. Selain itu kehadiran orang-orang dalam suku tersebut dapat menentukan hasil panenan masyarakat setempat di musim yang akan datang.