UPAYA PENGELOLAAN AIR TERJUN SEBAGAI DESTINASI WISATA ALAM : STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN, INFRASTRUKTUR DAN PENGELOLAAN MASYARAKAT

Penulis

  • Aghnia Dalila Universitas Negeri Padang
  • Cindy Puteri Salsabila Universitas Negeri Padang
  • Suci Ramadhani Universitas Negeri Padang
  • Ichlazul Amal Universitas Negeri Padang
  • Zhafira Aprily Yeri Universitas Negeri Padang
  • Armaita Universitas Negeri Padang

Kata Kunci:

Air Terjun, Pengelolaan Lingkungan, Infrastruktur, Pemberdayaan Masyarakat, Pariwisata Berkelanjutan

Abstrak

Air terjun memiliki potensi strategis dalam mendukung pariwisata berkelanjutan, namun menghadapi permasalahan sampah, kerusakan vegetasi, dan keterbatasan infrastruktur. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pengelolaan air terjun sebagai destinasi wisata alam melalui pendekatan pengelolaan lingkungan, penguatan infrastruktur, dan pemberdayaan masyarakat. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan observasi lapangan dan wawancara di kawasan Air Terjun Harau dan Makam Rajo di Bukit, Kabupaten Lima Puluh Kota. Hasil menunjukkan peningkatan volume sampah hingga 30 kg/hari, kerusakan vegetasi akibat pembangunan liar, serta terbatasnya fasilitas penunjang. Pembahasan menggarisbawahi pentingnya zona konservasi, pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, serta pelibatan Pokdarwis dan masyarakat dalam pengelolaan wisata. Kesimpulan menunjukkan bahwa pengelolaan air terjun dapat menjadi sarana edukasi lingkungan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Waterfalls have strategic potential to support sustainable tourism but face challenges such as waste issues, vegetation degradation, and limited infrastructure. This study aims to analyze strategies for managing waterfalls as nature-based tourism destinations through environmental management, infrastructure improvement, and community empowerment approaches. A descriptive qualitative method was employed using field observations and interviews in the Harau Waterfall area and Makam Rajo di Bukit, Lima Puluh Kota Regency. The results show an increase in waste volume up to 30 kg/day, vegetation damage due to unregulated development, and limited supporting facilities. The discussion highlights the importance of conservation zones, environmentally friendly infrastructure development, and the involvement of Pokdarwis (tourism awareness groups) and local communities in tourism management. The conclusion indicates that the management of waterfalls can serve as a medium for environmental education, cultural preservation, and sustainable community economic empowerment while maintaining environmental sustainability in tourist areas.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-30