TRANSFORMASI SIMBOL KECANTIKAN PEREMPUAN IDEAL DARI ABAD KUNO HINGGA ERA MEDIA MASSA

Abstrak

Standar kecantikan perempuan merupakan konstruksi sosial yang terus berubah sepanjang sejarah, dipengaruhi oleh budaya, ideologi, dan perkembangan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi standar kecantikan perempuan dari era kuno hingga era globalisasi digital, serta dampaknya terhadap persepsi tubuh perempuan di Indonesia. Metode yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif dengan analisis literatur dan pendekatan komparatif terhadap representasi kecantikan dari berbagai periode: era kuno, abad pertengahan, era 1950-an, hingga media sosial modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan senantiasa dikaitkan dengan simbol status, moralitas, dan kekuasaan, serta terus berevolusi mengikuti perubahan budaya dan dominasi sosial. Pada era digital, media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan ideal kecantikan global, yang menyebabkan homogenisasi standar fisik seperti kulit cerah, tubuh ramping, bibir penuh, dan wajah “flawless”, sekaligus memunculkan tren body positivity serta keberagaman representasi kecantikan. Meski demikian, tekanan sosial terhadap perempuan untuk memenuhi standar kecantikan tetap kuat, memicu konsumsi produk kecantikan dan membentuk identitas diri yang dipengaruhi kapitalisme digital. Penelitian ini menegaskan perlunya kesadaran kritis terhadap konstruksi kecantikan serta dukungan terhadap representasi kecantikan yang inklusif dan beragam.

The concept of female beauty standards has continually evolved throughout history, shaped by cultural values, social ideology, and technological advancements. This study aims to analyze the transformation of women's beauty standards from ancient civilizations to the digital globalization era, and to explore its impact on body perception among Indonesian women. Using a qualitative descriptive method through literature analysis and comparative study, this research examines beauty representations across different historical periods: ancient times, the Middle Ages, the 1950s, and the modern social media era. The findings reveal that beauty has long functioned as a symbol of social status, morality, and power, yet remains dynamic and culturally constructed. In the digital age, social media plays a significant role in promoting global beauty ideals, leading to homogenization of physical standards such as fair skin, slim body, fuller lips, and “flawless” facial features. At the same time, movements promoting body positivity and diverse beauty representation have emerged. Despite these shifts, social pressure surrounding beauty standards persists, influencing consumer behavior and shaping self-identity through digital capitalism. This research emphasizes the need for critical awareness of beauty constructions and support for inclusive and diverse beauty representations in contemporary society.