KOMUNIKASI LINGKUNGAN DALAM SOSIALISASI KONSERVASI (STUDI KASUS PERBURUAN LIAR TERHADAP MANGSA MACAN TUTUL JAWA)
Kata Kunci:
Komunikasi Lingkungan, Konservasi, Macan Tutul Jawa, Perburuan LiarAbstrak
Penelitian ini menganalisis efektivitas komunikasi lingkungan BBKSDA Jawa Barat, Seksi Konservasi Wilayah IV Purwakarta, dalam sosialisasi konservasi Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) di Cagar Alam Gunung Burangrang. Maraknya perburuan satwa mangsa macan memicu konflik dengan manusia, menandakan sosialisasi konvensional belum optimal. Penelitian kualitatif studi kasus ini menggunakan kerangka Komunikasi Lingkungan Robert Cox, membedah komunikasi berdasarkan Fungsi Konstitutif (pembentukan kesadaran) dan Fungsi Pragmatis (strategi praktis). Hasil studi menunjukkan keberhasilan signifikan pada Fungsi Konstitutif. BBKSDA sukses menanamkan narasi budaya "macan leluhur" sehingga menciptakan toleransi tinggi dan meminimalisir perburuan oleh warga lokal. Namun, terdapat kesenjangan pada Fungsi Pragmatis. Strategi edukasi tatap muka kurang efektif mengatasi ancaman perburuan liar terorganisir dari luar wilayah. Hal ini diperburuk oleh frekuensi sosialisasi yang "jarang sekali" dan hambatan struktural seperti keterbatasan personel dan wewenang penindakan hukum langsung. Simpulan merekomendasikan perlunya BBKSDA menyeimbangkan keberhasilan kulturalnya dengan penguatan Fungsi Pragmatis. Perbaikan mencakup peningkatan peran penindakan, pemanfaatan teknologi digital, dan penguatan kolaborasi antar instansi. Selain itu diperlukannya pembentukan pos partisipatif/ Satuan Tugas Gabungan sebagai Early Warning System dan pusat koordinasi patroli swakarsa.


