ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI PADA UMKM KERUPUK AGUNG MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN
Kata Kunci:
Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Six Sigma, KaizenAbstrak
Penelitian ini menganalisis pengendalian kualitas produksi pada UMKM Kerupuk Agung dengan menggunakan metode Six Sigma dan Kaizen. UMKM ini menghadapi tantangan berupa tingkat kecacatan produk yang melebihi toleransi, antara lain kerupuk yang padat, tidak mengembang dan hancur. Dengan menerapkan metode Six Sigma, dilakukan pengukuran dan analisis dengan menggunakan alat seperti P-Chart, Diagram Pareto, dan Diagram Tulang Ikan untuk mengidentifikasi jenis cacat yang dominan dan faktor penyebabnya. Selanjutnya metode Kaizen diterapkan untuk perbaikan berkelanjutan melalui penerapan Five-M Checklist dan Five-Step Plan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacat bantat merupakan jenis cacat terbesar yaitu (39%), yang disebabkan oleh suhu oven yang tidak stabil, lingkungan kerja yang lembab, dan standar pengoperasian yang kurang jelas. Saran yang diberikan antara lain perbaikan suhu oven dengan alat ukur yang presisi, pemasangan ventilasi tambahan untuk meningkatkan sirkulasi udara, penyusunan SOP yang terstandar, pelatihan karyawan, pemanfaatan teknologi pendukung, serta pemantauan dan evaluasi secara berkala. Penelitian ini memberikan rekomendasi strategis pengendalian kualitas yang lebih baik untuk mendukung keberlanjutan bisnis UMKM Kerupuk Agung.
This research analyzes production quality control at Kerupuk Agung MSMEs using the Six Sigma and Kaizen methods. These MSMEs face challenges in the form of product defect levels that exceed tolerance, including crackers that are dense, do not expand and crumble. By applying the Six Sigma method, measurements and analysis are carried out using tools such as P-Chart, Pareto Diagram, and Fishbone Diagram to identify dominant types of defects and their causal factors. Furthermore, the Kaizen method is applied for continuous improvement through the implementation of the Five-M Checklist and Five-Step Plan. The research results show that butt defects are the largest type of defect (39%), which was caused by unstable oven temperatures, a humid working environment, and a lack of clear operating standards. The suggestions given include improving the oven temperature with precision measuring devices, installing additional ventilation to improve air circulation, preparing standardized SOPs, employee training, utilizing supporting technology, as well as regular monitoring and evaluation. This research provides strategic recommendations for better quality control to support the sustainability of the Kerupuk Agung MSME business.