STRATEGI MISI BAGI GENERASI MILENIAL DALAM BUDAYA MASAMPER DI KEPULAUAN SANGIHE

Penulis

  • Esterilief Datang Institut Agama Kristen Negeri Manado
  • Elvira Alci Pandagitan Institut Agama Kristen Negeri Manado
  • Jesicha Putri Tatibas Institut Agama Kristen Negeri Manado
  • Aprilin Syane Tumbale Institut Agama Kristen Negeri Manado

Kata Kunci:

Strategi Misi, Budaya Masamper, Generasi Milenial

Abstrak

Masamper ada sejak masuknya para penginjil di tanah Nusa Utara. Masamper diambil dari kata Belanda Zangvereniging artinya paduan suara masyarakat dan Zang Vrij artinya menyanyi bebas. Masamper merupakan puji-pujian yang dikumandangkan dalam suatu peribadatan khususnya ditujukan kepada sang Khalik. Masamper mengandung banyak makna terselubung yang jarang dimengerti oleh orang-orang yang membawakan masamper atau pujian tersebut. Jadi mereka hanya sekedar menyanyikan tetapi tidak tahu makna yang terkandung di dalamnya, terlebih khsusnya lagi para generasi milenial. Maka dari itu Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa pentingnya tradisi dan budaya masamper yang sejak kehadirannya yang masih terkenal sampai sekarang yang sudah mulai tergeser maknanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif dengan Teknik kepustakaan. Sehingga pendekatan deskriptif membantu menggambarkan bagaimana seharusnya misi mempertahankan budaya Masamper bagi generasi muda, apa yang menjadi tantangan dan hambatan, serta bagaimana cara mengatasinya.

Masamper has existed since the arrival of evangelists in the land of North Nusa. Masamper is taken from the Dutch words Zangvereniging meaning community choir and Zang Vrij meaning free singing. Masamper is praise that is uttered in a worship service, especially addressed to the Creator. Masamper contains many hidden meanings that are rarely understood by the people who bring the masamper or praise. So they just sing but don’t know the meaning contained in it, especially the millennial generation. Therefore, this research aims to see how important the Masamper tradition and culture is, since its presence and still being famous until now, its meaning has begun to shift. The method used in this research is qualitative descriptive analysis using library techniques. So the descriptive approach helps describe what the mission of maintaining Masamper culture should be for the younger generation, what the challenges and obstacles are, and how to overcome them.

Unduhan

Diterbitkan

2025-01-30