PERAN BAHASA ARAB MELAYU DALAM PENGAJARAN KITAB KLASIK DI PONDOK PESANTREN
Kata Kunci:
Bahasa Arab Melayu, Kitab Klasik, Pondok Pesantren, Pendidikan Islam, Tradisi KeilmuanAbstrak
Bahasa Arab Melayu merupakan salah satu warisan budaya yang sangat penting dalam tradisi keilmuan Islam di Nusantara, khususnya di pondok pesantren. Bahasa ini berkembang sebagai bentuk adaptasi linguistik antara bahasa Arab dan Melayu yang memudahkan komunikasi dan penyampaian ilmu agama kepada masyarakat lokal. Keberadaannya memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam dalam konteks pendidikan Islam tradisional. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran bahasa Arab Melayu dalam proses pengajaran kitab klasik di pondok pesantren, yang merupakan media utama transfer ilmu keislaman. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara dengan para kiai dan santri, serta analisis terhadap teks kitab yang diajarkan. Fokus utama adalah bagaimana bahasa Arab Melayu berfungsi sebagai jembatan linguistik untuk mempermudah pemahaman kitab klasik yang berbahasa Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Arab Melayu tidak hanya memudahkan pemahaman kitab klasik, tetapi juga berperan penting dalam mempertahankan tradisi keilmuan dan identitas budaya pesantren. Oleh karena itu, artikel ini merekomendasikan penguatan penguasaan bahasa Arab Melayu sebagai bagian integral dalam kurikulum pondok pesantren guna menjaga kelestarian kitab klasik dan tradisi keilmuan Islam di Nusantara.
Malay Arabic is one of the most important cultural heritages in the tradition of Islamic knowledge in the archipelago, especially in Islamic boarding schools. This language developed as a form of linguistic adaptation between Arabic and Malay that facilitates communication and the delivery of religious knowledge to the local community. Its existence has deep historical and cultural value in the context of traditional Islamic education. This article aims to examine the role of Malay Arabic in the process of teaching classical books in Islamic boarding schools, which are the main media for the transfer of Islamic knowledge. The research was conducted using a descriptive qualitative method through observation, interviews with kiai and santri, and analysis of the texts of the books taught. The main focus is how Malay Arabic functions as a linguistic bridge to facilitate the understanding of classical books in Arabic. The results of the study show that Malay Arabic not only facilitates the understanding of classical books, but also plays an important role in maintaining the tradition of knowledge and cultural identity of Islamic boarding schools. Therefore, this article recommends strengthening the mastery of Malay Arabic as an integral part of the Islamic boarding school curriculum in order to maintain the sustainability of classical books and the tradition of Islamic knowledge in the archipelago.


