KOMUNIKASI LINGKUNGAN PERAJIN PURUN DI DESA PEDAMARAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Kata Kunci:
Kerajinan Purun, Komunikasi Lingkungan, Lahan GambutAbstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan permasalahan lingkungan lahan gambut yang semakin berkurang sebagai dampak dari kebakaran lahan yang terjadi di Desa Pedamaran serta memberikan pengaruh terhadap keberadaan ekosistem di dalamnya terutama tanaman purun sebagai bahan pokok kerajinan purun yang merupakan penghasilan utama masyarakat Desa Pedamaran. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran komunikasi lingkungan kaum perempuan di Desa Pedamaran dalam mempertahankan potensi alam yang berada di Desa Pedamaran agar tradisi turun temurun membuat kerajinan purun masih bisa dilakukan oleh kaum perempuan di Desa Pedamaran. Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif, data utama bersumber dari wawancara kepada Kepala Desa, lembaga HaKI, pengarajin purun, dan masyarakat Desa Pedamaran. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaitkan teori Komunikasi Lingkungan yang dikemukakan oleh Alexander G. Flor (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Komunikasi Lingkungan Kaum Perempuan Pada Kerajinan Purun Di Desa Pedamaran dilakukan dengan melalui tiga dimensi dalam komunikasi lingkungan, yaitu: Pertama, Komunikasi Lingkungan dalam pertukaran materi yang terjadi antara lingkungan lahan gambut dengan kehidupan lain yaitu kehidupan masyarakat terhadap pengelolaan lahan gambut salah satunya dengan meningkatkan hasil kerajinan, agar tumbuhan purun tetap dapat berkembang dan menutupi lahan gambut tersebut. Kedua, komunikasi lingkungan dalam pertukaran formasi mengarah pada posisi antara pemerintah yang memiliki program pengelolaan lahan gambut dan masyarakat setempat. Terjadinya pertukaran dapat dilihat ketika pemerintah melakukan berbagai program untuk masyarakat dapat mempertahankan lahan, seperti program HaKI-ICCTF, program restorasi, dan program bantuan penunjang kearifan lokal dari Kecamatan. Ketiga, komunikasi lingkungan dalam pertukaran energi Pada hasil penelitian pertukaran enegri yang terjadi dengan adanya keterlibatan pihak-pihak lain dalam menyuarakan lahan gambut di Desa Pedamaran.
This research is motivated by the environmental problem of peatlands which are decreasing as a result of land fires that occurred in Pedamaran Village and have an influence on the existence of the ecosystem in it, especially the purun plant as the main ingredient for purun crafts which is the main income of the people of Pedamaran Village. So this research aims to find out the role of women's environmental communication in Pedamaran Village in maintaining the natural potential in Pedamaran Village so that the hereditary tradition of making purun crafts can still be carried out by women in Pedamaran Village. This type of research is included in the qualitative descriptive research type, the main data comes from interviews with the Village Head, IPR institutions, purun craftsmen, and the Pedamaran Village community. The data analysis technique in this research was carried out by linking the Environmental Communication theory proposed by Alexander G. Flor (2004). The results of the research show that the role of women's environmental communication in Purun crafts in Pedamaran Village is carried out through three dimensions of environmental communication, namely: First, environmental communication in the exchange of materials that occurs between the peatland environment and other lives, namely community life regarding peatland management. one way is by increasing handicraft products, so that purun plants can continue to grow and cover the peatlands. Second, environmental communication in formation exchanges focuses on the position between the government which has a peatland management program and the local community. The exchange can be seen when the government carries out various programs for the community to maintain land, such as the HaKI-ICCTF program, restoration programs, and assistance programs to support local wisdom from the sub-district. Third, environmental communication in energy exchange. The research results show that energy exchange occurs with the involvement of other parties in discussing peatlands in Pedamaran Village.