TANTANGAN AKSES PENDIDIKAN DAN HARAPAN DI DESA BENCAH KEBULI, KECAMATAN TAPUNG, KABUPATEN KAMPAR

Penulis

  • Yulia Ariani Program Studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
  • Tesa Amelia Program Studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
  • Khairun Nisyha Program Studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
  • Siti Nurfadilah Program Studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
  • Putri Arum Program Studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
  • Sindi Amelia Program Studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
  • Olivia Siringo-Ringo Program Studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

Kata Kunci:

Akses Pendidikan, Desa Terpencil, Infrastruktur, Transportasi, Harapan Masyarakat

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan akses pendidikan serta menggali harapan masyarakat terhadap kemajuan pendidikan di Desa Bencah Kebuli, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Menggunakan metode kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama akses pendidikan meliputi kondisi geografis yang terpencil, infrastruktur jalan yang rusak, serta ketiadaan sarana transportasi umum. Selain itu, keterbatasan fasilitas pendidikan menengah dan tinggi memperbesar kesenjangan partisipasi pendidikan. Namun, masyarakat menunjukkan semangat tinggi untuk mendukung pendidikan anak-anak. Penelitian ini merekomendasikan perbaikan infrastruktur secara berkelanjutan dan program afirmasi pendidikan berbasis kebutuhan desa.

This study aims to identify the challenges of accessing education and to explore the community's hopes for educational development in Bencah Kebuli Village, Tapung District, Kampar Regency. Using a descriptive qualitative method, data were collected through interviews, direct observation, and documentation. The results indicate that the main challenges to educational access include remote geographical conditions, damaged road infrastructure, and the absence of public transportation. Additionally, limited secondary and higher education facilities widen the gap in educational participation. However, the community demonstrates a strong commitment to supporting children's education. This study recommends sustainable infrastructure improvements and educational affirmation programs based on the village’s specific needs.

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-30