PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
Kata Kunci:
Hipertensi, Relaksasi Nafas Dalam, Tekanan Darah, KeperawatanAbstrak
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah sehingga dapat menyebabkan terjadi peningkatan tekanan darah seseorang melebihi batas normal dimana ≥ 140/ 90 mmHg (Soesanto, 2021). Menurut laporan WHO pada tahun 2021, hipertensi diklasifikasikan sebagai salah satu faktor utama penyebab kematian prematur secara global akibat sifatnya yang sering tidak menunjukkan gejala. hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa Penyakit Hipertensi ada dalam posisi tertinggi dari semua PTM di Provinsi Jawa tengah, yakni ada 68,6 %. Intervensi non-farmakologis seperti relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah secara efektif. Studi Kasus ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode yang digunakan adalah desain studi kasus deskriptif. Subjek merupakan pasien hipertensi Ny. E (43 tahun) yang dirawat di ruang Nusa Indah RS Bhakti Wira Tamtama Semarang pada tanggal 14-16 Oktober 2024. Intervensi relaksasi nafas dalam diberikan selama 3 hari berturut-turut dengan rentang waktu 10–15 menit.Tekanan darah dievaluasi sebelum dan sesudah terapi. Terjadi penurunan setelah pemberian terapi yang menunjuk tekanan darah Ny. E menurun dari 170/80 mmHg menjadi 140/85 mmHg. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Terapi relaksasi nafas dalam terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Hypertension is a circulatory system disorder that causes blood pressure to exceed the normal limit, which is ≥ 140/90 mmHg (Soesanto, 2021). According to the World Health Organization (2021), hypertension is classified as a major cause of premature death globally due to its asymptomatic nature. Riskesdas 2018 data revealed that hypertension ranks highest among all non-communicable diseases in Central Java Province, reaching 68.6%. One effective non-pharmacological intervention to reduce blood pressure is deep breathing relaxation therapy. This case study aimed to analyze the effect of deep breathing relaxation therapy on blood pressure in a hypertensive patient. The study used a descriptive case study design. The subject was Mrs. E (43 years old), hospitalized at the Nusa Indah Ward of Bhakti Wira Tamtama Hospital, Semarang, from October 14 to 16, 2024. The intervention was given consecutively for 3 days, lasting 10–15 minutes per session. Blood pressure was measured before and after the therapy. Results showed a decrease in blood pressure from 170/90 mmHg to 140/85 mmHg. Deep breathing relaxation therapy proved effective in lowering blood pressure in hypertensive patients.