TRADISI MINUM TUAK SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Kata Kunci:
Tradisi, Minum Tuak, Representasional, Pop Art, Seni LukisAbstrak
Tradisi minum tuak atau kebiasaan minum tuak di batak toba, samosir sebagai ide dasar penciptaan karya seni lukis. Pengkarya memandang bahwa tradisi minum tuak diindikasikan dengan suasana mabuk namun pada hakikatnya kebiasaan minum tuak di batak bukan bertujuan untuk itu. Hal ini bukan hanya kegiatan konsumsi minuman biasa, tetapi juga memiliki nilai-nilai sosial, budaya, dan spiritual yang dalam, yang berkaitan dengan berbagai upacara adat, ritual keagamaan parmalim, dan pertemuan sosial. Yang mana hadirnya tuak ini memiliki makna simbol, keberanian, kehormatan, keharmonisan, dan persaudaraan diantara anggota masyarakat batak toba pada umumnya. Oleh karena itu pengkarya melalui tulisan ini berusaha untuk meluruskan persepsi negatif terhadap hadirnya tuak sebagai tradisi budaya masyarakat batak toba, supaya kelestarian nya tetap terjaga dan terhindar akan pemikiran negatif terhadap kebiasaan ini. Melalui lima karya lukis dengan pendekatan representasional-ber gaya pop art ini, diharapkan mampu menyampaikan maksud atau tujuan yang ingin disampaikan pengkarya. Teknik yang digunakan adalah teknik plakat, akrilik diatas kanvas dengan penggarapan visual yang diperkaya dalam beberapa teori seni, unsur-unsur seni rupa, dan prinsip seni rupa yang mendukung gaya pop art dalam penciptaan karya seni lukis ini berharap bisa sebagai penyampai pesan dan menginspirasi orang-orang untuk lebih menghargai tradisi kebudayaan yang ada, serta memperluas pemahaman yang sebenarnya terhadap berbagai macam tradisi atau kebiasaan pada adat istiadat kita demi menjauhkan persepsi negatif sehingga tradisi minum tuak ini tetap lestari keberadaan nya. Hadirnya karya seni yang berjudul Tuak Skena, Rap Mitu, Pasombu Sihol, Maragat Tuak, dan Literasi Tuak diharapkan mampu memperbaiki stigma negatif tentang kebiasaan minum tuak ini.
The tradition of drinking tuak or the habit of drinking tuak in Batak Toba, Samosir as the basic idea of creating a painting. The artist views that the tradition of drinking tuak is indicated by a drunken atmosphere, but in essence the habit of drinking tuak in Batak is not intended for that. This is not just an ordinary beverage consumption activity, but also has deep social, cultural, and spiritual values, which are related to various traditional ceremonies, religious rituals, and social gatherings. Where the presence of this tuak has a symbolic meaning, courage, honor, harmony, and brotherhood among members of the Batak Toba community in general. Therefore, the artist through this writing tries to straighten out the negative perception of the presence of tuak as a cultural tradition of the Batak Toba community, so that its sustainability is maintained and avoids negative thoughts about this habit. Through five paintings with a representational approach-pop art style, it is hoped that it will be able to convey the intent or purpose that the artist wants to convey. The technique used is the plaque technique, acrylic on canvas with visual processing enriched in several art theories, elements of fine art, and principles of fine art that support the pop art style in the creation of this painting, hoping to be able to convey messages and inspire people to appreciate existing cultural traditions more, as well as broaden the true understanding of various traditions or customs in our customs in order to distance negative perceptions so that the tradition of drinking palm wine continues to exist.