PENGEMBANGAN TISU BASAH BIODEGRADABLE DARI SELULOSA SABUT KELAPA SAWIT TERKOMBINASI AGEN ANTIBAKTERI EKSTRAK FLAVONOID DAUN BENALU KELAPA SAWIT
Kata Kunci:
Tisu basah biodegradable, Selulosa sabut kelapa sawit, Agen antibakteri, Ekstrak flavonoidAbstrak
Limbah cair terdiri dari cangkang, serat serabut buah, tandan kosong, pelepah, daun, dan batang. Limbah sabut kelapa sawit, juga disebut serat kelapa sawit, adalah salah satu limbah terbesar yang dihasilkan selama proses pengolahan minyak kelapa sawit. Ini menghasilkan 14,4% limbah per ton tandan buah segar (TBS), dan terdiri dari biomassa lignoselulosa berupa serat, yang terdiri dari 42.7% hingga 65%, lignin, yang terdiri dari 13.2% hingga 25.31%, dan lignin. Karena tingkat selulosa yang tinggi, limbah sabut kelapa sawit dapat diproses dengan komponen hama. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Variansi (ANAVA). Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi pengaruh ikatan tisu basah biodegredable terhadap selulosa sabut kelapa sawit. Berbagai perubahan dalam komposisi tepung tapioka-VCO dengan binder (PVA dan kitosan) dikombinasikan dengan ekstrak tannin daun kelapa sawit yang bersifat antibakteri digunakan untuk menguji hipotesisnya. Dengan taraf kepercayaan 95%, uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT) digunakan untuk program Origin dengan sistem PROTAP (prosedur tetap) dengan parameter komposisi.