PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN KERJA SAMA PESERTA DIDIK

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL) ditinjau dari kemampuan kerja sama, serta menganalisis perbedaan kemampuan kerja sama peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini juga mengevaluasi interaksi antara kemampuan kerja sama dan kemampuan berpikir kritis fisika peserta didik kelas X SMA Negeri 14 Bone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar menggunakan PBL lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang diajar menggunakan discovery learning. Rata-rata skor kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen (PBL) adalah 19 dengan standar deviasi 4,2, sedangkan pada kelas kontrol (discovery learning) sebesar 18 dengan standar deviasi 3,52. Uji ANAVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis berdasarkan model pembelajaran dengan nilai Fhitung=4,831F > Ftabel=4,15 dan p < 0,05. Peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah juga menunjukkan perbedaan signifikan dalam kemampuan kerja sama. Nilai Fhitung=966,296 >Ftabel=4,15, dan p<0,05p < 0,05. Model PBL membantu peserta didik mengembangkan kemampuan kerja sama melalui aktivitas pemecahan masalah autentik secara kelompok. Pada penelitian ini tidak menemukan adanya interaksi antara kemampuan kerja sama dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar fisika dengan nilai Fhitung=0,099< Ftabel=4,15 dan p>0,05p > 0,05. Kesimpulannya, pembelajaran berbasis masalah memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kerja sama peserta didik. Pendekatan ini memfokuskan pembelajaran pada pemecahan masalah nyata, keterampilan berpikir kritis, dan kolaborasi, menjadikannya strategi yang efektif untuk pembelajaran fisika.