DAYA ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG MERAH (Allium Cepa L.) DAN RIMPANG KENCUR (Kaempferia Galanga L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Aureus ATCC 25923

Penulis

  • Helmi Romansyah Universitas Duta Bangsa Surakarta
  • Annie Rahmatillah Universitas Duta Bangsa Surakarta
  • Niken Luthfiyanti Universitas Duta Bangsa Surakarta

Kata Kunci:

Staphylococcus Aureus, Rimpang Kencur, Bawang Merah, Etanol

Abstrak

Indonesia sebagai negara tropis memiliki beraneka ragam tanaman. bawang merah memiliki aksi antibakteri terhadap perkembangan Staphylococcus aureus secara in vitro. Rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) memiliki aktivitas penghambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan patogen yang sering menyebabkan infeksi pada manusia, sehingga penting untuk diteliti dalam konteks daya antibakteri. melakukan penelitian kombinasi umbi bawang merah dan rimpang kencur terhadap aktivitas bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang menggambarkan suatu penelitian tertentu yang berlangsung tanpa menganalisis atau menginterpretasikan subjek atau area penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat antibakteri kombinasi ekstrak etanol umbi bawang merah dan rimpang kencur terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Kombinasi ekstrak etanol umbi bawang merah dan ekstrak etanol rimpang kencur menunjukkan adanya zona bening pada 3 replikasi dengan perbandingan 1:3 mendapatkan hasil zona hambat 8,91 mm, perbandingan 2:2 didapatkan zona hambat sebesar 8,18 mm, dan pada perbandingan 3:1 didapatkan hasil 10,36 mmBerdasarkan hasil penelitian kombinasi ekstrak etanol umbi bawang merah (Allium cepa L) dan ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L) memiliki aktivitas daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan Hasil daya hambat yang paling besar adalah pada konsentrasi 90% dengan hasil rata-rata 10,36%.

Indonesia as a tropical country has a variety of plants. Shallots have antibacterial action against the development of Staphylococcus aureus in vitro. Galangal rhizomes (Kaempferia galanga L.) have inhibitory activity against Staphylococcus aureus bacteria. Staphylococcus aureus bacteria are pathogens that often cause infections in humans, so it is important to study in the context of antibacterial power. conducted a study on the combination of shallot bulbs and galangal rhizomes on the activity of Staphylococcus aureus bacteria. The type of research used is experimental which describes a particular study that takes place without analyzing or interpreting the subject or area of research. This study aims to determine the antibacterial properties of the combination of ethanol extracts of shallot bulbs and galangal rhizomes against Staphylococcus aureus bacteria ATCC 25923. The combination of shallot bulb ethanol extract and galangal rhizome ethanol extract showed a clear zone in 3 replications with a 1:3 ratio of 8.91 mm, a 2:2 ratio of 8.18 mm, and a 3:1 ratio of 10.36 mm. Based on the results of the study, the combination of shallot bulb ethanol extract (Allium cepa L.) and galangal rhizome ethanol extract (Kaempferia galanga L.) had inhibitory activity against Staphylococcus aureus ATCC 25923 bacteria. The highest inhibitory result was at a concentration of 90% with an average result of 10.36%.

Unduhan

Diterbitkan

2025-09-30