MENUMBUHKAN SIKAP KRITIS PADA TRADISI SEDEKAH BUMI TERHADAP PERUBAHAN EKOLOGI PERTANIAN

Penulis

  • Moch Sochibul Solchi Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Aris Arif Mundayat Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Bagus Haryono Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kata Kunci:

Sedekah Bumi, Perubahan Ekologi, Pertanian

Abstrak

Sedekah Bumi adalah suatu upacara ekspresi syukur kepada bumi dan dewa-dewa atas hasil panen yang melimpah. Praktik budaya ini memiliki nilai signifikan, terutama di komunitas pedesaan, dan melibatkan persembahan, doa, dan perayaan bersama. Upacara ini mencerminkan penghargaan mendalam masyarakat Indonesia terhadap tanah dan perannya dalam menopang kehidupan mereka. Meskipun demikian, sektor pertanian di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti penebangan hutan, erosi tanah, degradasi lahan, modernisasi yang tidak memadai, dan migrasi pemuda dari desa ke kota. Deforestasi dan konversi lahan untuk kepentingan non-pertanian telah menyebabkan degradasi lingkungan yang cukup serius. Dampaknya terlihat pada siklus air, keanekaragaman hayati, dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan. Ironisnya, upacara Sedekah Bumi yang seharusnya mengakui kelimpahan bumi terkadang bersanding dengan praktik-praktik yang turut berkontribusi pada degradasi tersebut. Meski demikian, ritual ini tetap menjadi bukti penghormatan budaya masyarakat Indonesia terhadap tanah dan peranannya dalam kehidupan mereka. Untuk mengatasi ironi ini, diperlukan upaya bersama yang mengintegrasikan tradisi, modernisasi, praktik berkelanjutan, dan dukungan pemerintah. Dengan menerima perubahan-perubahan ini, Indonesia dapat menjaga warisan budayanya sekaligus memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi sektor pertanian dan masyarakat yang bergantung padanya.

Alms Earth is a ritual of giving thanks to the earth and the gods for abundant harvests. It is a significant cultural practice, particularly in rural communities, and involves offerings, prayers, and communal celebrations. This ritual shows the deep respect Indonesian people have for the land and its role in sustaining livelihoods. The agricultural sector in Indonesia faces various challenges, including deforestation, soil erosion, land degradation, inadequate modernization, and the exodus of rural youth to urban areas. Deforestation and land conversion for non-agricultural purposes have caused significant environmental degradation. This, in turn, impacts the water cycle, biodiversity, and overall ecosystem health. ironically, rituals that acknowledge the earth's abundance are juxtaposed with practices that contribute to its degradation. The Sedekah Bumi ritual is evidence of the Indonesian people's culture of respect for the land and its role in their lives. However, these cultural practices are juxtaposed with the stark reality of agricultural sector degradation. Recognizing and overcoming this irony requires a concerted effort that integrates tradition, modernization, sustainable practices and government support. By embracing these changes, Indonesia can respect its cultural heritage while ensuring a sustainable future for the agricultural sector and the communities it supports.

Unduhan

Diterbitkan

2024-04-30