ANALISIS MAKNA SIMBOLIK PADA PROSESI “MAPPENRE’DOI” PERNIKAHAN ADAT BUGIS DI KECAMATAN SIBULUE KABUPATEN BONE (KAJIAN SEMIOTIKA)
Kata Kunci:
Semiotika, Charles Sanders Pierce, Prosesi Mappenre’doi Pernikahan Adat BugisAbstrak
Penelitian ini mengkaji tentang makna pada sebuah tradisi Bugis yang memiliki arti sangat penting. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memahami makna yang terkandung dalam prosesi mappenre’doi pernikahan adat Bugis di Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone dan alat-alat atau kelengkapan yang digunakan pada prosesi mappenre’doi. Penelitian ini menerapkan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis makna berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan, bahwa prosesi mappenre’doi adalah prosesi pemberian uang belanja secara resmi yang diberikan keluarga mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita sebagai biaya pesta pernikahan. Pada masyarakat Bugis pemberian uang panaik termasuk ukuran dari strata sosial atau suatu bentuk penghargaan yang diberikan keluarga mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita yang akan dinikahinya. Hal yang unik dari prosesi mappenre’doi yakni rombongan keluarga mempelai pria tidak hanya membawa uang saja namun, terdapat pula pelengkapan lain yang menjadi simbol transmisi kehidupan yakni sarung 1 lembar, cincin emas, kayu manis, kemiri, daun nangka, buah pala, uang koin, beras, dan tumbuhan cissus segi empat atau dalam bahasa Bugis dinamakan daun lorokomai. Masing-masing perlengkapan tersebut mempunyai makna tersendiri dalam kehidupan Suku Bugis.
This research examines the meaning of a Bugis tradition which has very important meaning. The aim of this thesis is to understand the meaning contained in the Bugis traditional wedding mappenre'doi procession in Sibulue District, Bone Regency and the tools or equipment used in the mappenre'doi procession. This research applies a qualitative research approach using meaning analysis based on Charles Sanders Pierce's semiotic theory. Data collection was carried out through in-depth interviews, observation and documentation. The results of the research conducted show that the mappenre'doi procession is an official procession of giving shopping money given by the groom's family to the bride's family as wedding party expenses. In Bugis society, giving panaik money is a measure of social strata or a form of appreciation given by the groom's family to the family of the bride he will marry. The unique thing about the mappenre'doi procession is that the groom's family group not only brings money, but there are also other accessories which are symbols of the transmission of life, namely a sarong, gold rings, cinnamon, candlenuts, jackfruit leaves, nutmeg, coins., rice, and the rectangular cissus plant or in Bugis it is called lorokomai leaves. Each piece of equipment has its own meaning in the life of the Bugis Tribe.