ANALISIS LINGUISTIK FORENSIK PADA KASUS PENCEMARAN NAMA BAIK AALIYAH MASSAID

Penulis

  • Nabila Br Surbakti Universitas Negeri Medan
  • Fatma Nabila Universitas Negeri Medan
  • Erra Fazira MT errafazirah0144@gmail.com
  • Mustika Wati Siregar Universitas Negeri Medan

Kata Kunci:

Pencemaran Nama Baik, Media Sosial, Linguistik Forensik, Analisis Leksikal, Analisis Pragmatik

Abstrak

Penelitian ini membahas fenomena pencemaran nama baik melalui media sosial dengan memanfaatkan analisis linguistik forensik. Kasus pencemaran nama baik yang terjadi pada Aaliyah Massaid digunakan sebagai studi kasus untuk mengeksplorasi bagaimana bahasa dapat digunakan untuk menyerang reputasi seseorang di platform digital. Fokus penelitian ini adalah pada aspek linguistik dari teks-teks yang tersebar di media sosial, yang mencakup analisis leksikal, pragmatik, serta konotasi dari penggunaan bahasa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan pengumpulan data dilakukan melalui observasi unggahan di media sosial, transkripsi teks, dan analisis semantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuduhan-tuduhan yang disebarkan terhadap Aaliyah Massaid, seperti "hamil di luar nikah," memiliki dampak yang signifikan terhadap reputasinya sebagai figur publik. Analisis linguistik forensik mengungkapkan adanya penggunaan bahasa yang jelas untuk menyerang karakter korban, di mana makna leksikal menunjukkan niat negatif, dan makna pragmatik mengindikasikan tujuan untuk memengaruhi opini publik secara negatif. Gaya bahasa yang digunakan cenderung provokatif dan manipulatf, mempercepat penyebaran informasi yang merugikan di media sosial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa media sosial merupakan platform yang rentan terhadap penyebaran informasi yang merusak, dan penggunaan linguistik forensik menjadi alat yang penting untuk memahami konteks hukum dari kasus pencemaran nama baik. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu linguistik forensik serta menjadi acuan dalam menangani kasus-kasus serupa yang melibatkan media sosial. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya menyoroti permasalahan pencemaran nama baik, tetapi juga memberikan panduan untuk analisis linguistik di konteks hukum yang lebih luas.

This study discusses the phenomenon of defamation through social media by utilizing forensic linguistic analysis. The defamation case of Aaliyah Massaid is used as a case study to explore how language can be used to attack someone's reputation on digital platforms. The focus of this study is on the linguistic aspects of the texts spread on social media, which include lexical, pragmatic, and connotative analysis of language use. The research method used is qualitative, with data collection carried out through observation of social media posts, text transcription, and semantic analysis. The results of the study show that the accusations spread against Aaliyah Massaid, such as "pregnant out of wedlock," have a significant impact on her reputation as a public figure. Forensic linguistic analysis reveals the use of clear language to attack the victim's character, where the lexical meaning indicates negative intent, and the pragmatic meaning indicates the aim of negatively influencing public opinion. The language style used tends to be provocative and manipulative, accelerating the spread of detrimental information on social media. The conclusion of this study is that social media is a platform that is vulnerable to the spread of damaging information, and the use of forensic linguistics is an important tool for understanding the legal context of defamation cases. These findings are expected to contribute to the development of forensic linguistics and become a reference in handling similar cases involving social media. Thus, this study not only highlights the problem of defamation, but also provides guidance for linguistic analysis in a broader legal context.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-30