KEBEBASAN MANUSIA DALAM TEOLOGI MUKTAZILAH: SEBUAH RELEVANSI KONTEMPORER

Penulis

  • Abdurrahman Sibghatullah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassa
  • Indo Santalia Universitas Islam Negeri Alauddin Makassa

Kata Kunci:

Teologi Muktazilah, Kebebasan Manusia, Relevansi Kontemporer

Abstrak

Penelitian ini mengkaji konsep kebebasan manusia dalam pemikiran teologi Muktazilah dan relevansinya dengan konteks kontemporer. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library research, penelitian ini mengeksplorasi konstruksi pemikiran Muktazilah tentang kebebasan manusia yang dibangun di atas prinsip keadilan Tuhan (al-'adl). Melalui analisis terhadap sumber-sumber primer dan sekunder, penelitian ini mengungkapkan bahwa Muktazilah mengembangkan konsep sophisticated tentang kebebasan manusia yang didasarkan pada integrasi harmonis antara rasionalitas dan wahyu. Mereka memperkenalkan teori al-kasb dan konsep tafwidh yang memberikan landasan teoretis bagi pemahaman tentang hubungan antara kehendak Tuhan dan kebebasan manusia. Penelitian ini menemukan bahwa pemikiran Muktazilah memiliki relevansi signifikan dengan berbagai persoalan kontemporer, termasuk dalam diskursus tentang hak asasi manusia, demokrasi, dan pluralisme. Lebih jauh lagi, penelitian ini mendemonstrasikan bahwa rekonstruksi dan reinterpretasi pemikiran Muktazilah dapat memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pemahaman Islam yang rasional dan moderat, serta dalam membangun dialog konstruktif antara tradisi pemikiran Islam dan modernitas.

This research examines the concept of human freedom in Mu'tazilite theological thought and its relevance to contemporary contexts. Using qualitative research methods with a library research approach, this study explores the Mu'tazilite construction of human freedom built upon the principle of divine justice (al-'adl). Through analysis of primary and secondary sources, this research reveals that the Mu'tazilites developed a sophisticated concept of human freedom based on a harmonious integration of rationality and revelation. They introduced the theory of al-kasb and the concept of tafwidh, which provide theoretical foundations for understanding the relationship between divine will and human freedom. This research finds that Mu'tazilite thought has significant relevance to various contemporary issues, including discourses on human rights, democracy, and pluralism. Furthermore, this study demonstrates that the reconstruction and reinterpretation of Mu'tazilite thought can contribute significantly to developing a rational and moderate understanding of Islam, as well as building constructive dialogue between Islamic intellectual tradition and modernity.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29