ANALISIS ANGGARAN TENAGA KERJA PADA UMKM DI SEKTOR KULINER: STUDI KASUS DI CIKARANG UTARA
Kata Kunci:
Anggaran Tenaga Kerja, Efisiensi, Produktivitas, UMKM Kuliner, Cikarang UtaraAbstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penyusunan anggaran tenaga kerja yang efektif dalam meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas UMKM, khususnya di sektor kuliner yang berkembang pesat di Cikarang Utara. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pola pengelolaan anggaran tenaga kerja pada UMKM kuliner, menilai tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaannya, serta memberikan rekomendasi strategis bagi pelaku usaha dan pembuat kebijakan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM kuliner di Cikarang Utara, dengan teknik purposive sampling yang menghasilkan 30–50 unit usaha sebagai sampel. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner tertutup dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan usaha dan instansi pemerintah daerah. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif untuk mengukur rasio biaya tenaga kerja terhadap pendapatan serta output tenaga kerja per jam. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM belum memiliki sistem penganggaran tenaga kerja yang terstandar, sehingga memunculkan ketidakefisienan dan variasi produktivitas yang signifikan. Kebaruan penelitian ini terletak pada integrasi data empiris lokal dengan pendekatan efisiensi dan efektivitas biaya tenaga kerja dalam konteks UMKM daerah industri. Implikasi dari penelitian ini mencakup perlunya pelatihan manajemen anggaran tenaga kerja berbasis data serta dukungan regulasi daerah yang mendorong praktik usaha yang efisien dan adaptif.
This research is motivated by the importance of effective labor budgeting in improving cost efficiency and productivity of MSMEs, especially in the rapidly growing culinary sector in North Cikarang. The main objective of this study is to analyze the pattern of labor budget management in culinary MSMEs, assess the level of efficiency and effectiveness of its use, and provide strategic recommendations for business actors and policy makers. The research used a descriptive quantitative approach with a case study method. The population in this study was all culinary MSMEs in North Cikarang, with a purposive sampling technique that resulted in 30-50 business units as samples. Primary data were collected through closed questionnaires and interviews, while secondary data were obtained from business financial reports and local government agencies. Data analysis was conducted using descriptive statistics to measure the ratio of labor costs to revenue as well as labor output per hour. The results show that most MSMEs do not have a standardized labor budgeting system, leading to inefficiencies and significant variations in productivity. The novelty of this study lies in the integration of local empirical data with the labor cost efficiency and effectiveness approach in the context of industrialized MSMEs. The implications of this study include the need for data-based labor budget management training as well as local regulatory support that encourages efficient and adaptive business practices.