SEJARAH KESULTANAN DELI KE 7 DAN PENINGGALANNYA DI MASJID AL-OSMANI

Penulis

  • Ika Purnamasari Universitas Negeri Medan
  • Gabriel Joey Febriand Sinurat Universitas Negeri Medan
  • Dian Pratama Universitas Negeri Medan
  • Rifka Ariani Lubis Universitas Negeri Medan
  • Tatiah Anisah Lumban Gaol Universitas Negeri Medan
  • Tesa Romanti Sibarani Universitas Negeri Medan

Kata Kunci:

Masjid Al Osmani, Sejarah, Kesultanan Deli ke 7

Abstrak

Pada sejarah pembangunan Masjid Al-Osmani pada Kesultanan Deli ke-7, dimulai dari tahun 1854 di bawah pemerintahan Sultan Osman Perkasa Alam. Masjid ini awalnya dibangun dengan menggunakan bahan kayu ulin yang dibawa dari Kalimantan melalui transportasi laut yang disediakan oleh Sultan Deli, menunjukkan peran penting transportasi dalam pembangunan masjid di tengah kondisi alam rawa di sekitar wilayah Kesultanan Deli. Metode penelitian yang digunakan pada ini adalah studi pustaka, observasi, wawancara. Metode-metode ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai sejarah dan kebudayaan Masjid Al-Osmani serta peranannya dalam pembangunan Kesultanan Deli ke-7. Tujuan utama pendirian masjid ini adalah sebagai tempat ibadah, pusat penyebaran ilmu pengetahuan dan agama Islam, serta sebagai simbol kekuasaan dan pendidikan agama. Seiring perkembangan zaman, masjid mengalami transformasi dari bangunan kayu panggung menjadi bangunan permanen dengan gaya arsitektur yang terintegrasi dari berbagai budaya, menunjukkan interaksi budaya yang kaya di Medan. Meskipun telah melalui berbagai perubahan, Masjid Al-Osmani tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan, budaya, dan pendidikan di Medan hingga saat ini, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan identitas kota serta memperkuat nilai-nilai spiritualitas dan kebudayaan dalam masyarakat modern.

In the history of the construction of Al-Osmani Mosque in the 7th Sultanate of Deli, starting from 1854 under the reign of Sultan Osman Perkasa Alam. The mosque was originally built using ironwood materials brought from Kalimantan through sea transportation provided by the Sultan of Deli, showing the important role of transportation in the construction of mosques in the midst of swampy natural conditions around the Deli Sultanate area. The research methods used in this study are literature study, observation, interview. These methods are used to gain a deeper understanding of the historical and cultural value of the Al-Osmani Mosque and its role in the development of the 7th Sultanate of Deli. The main purpose of establishing this mosque is as a place of worship, a centre for the spread of Islamic knowledge and religion, as well as a symbol of power and religious education. Over time, the mosque underwent a transformation from a wooden building on stilts to a permanent building with an integrated architectural style from various cultures, showing the rich cultural interaction in Medan. Despite going through various changes, Al-Osmani Mosque remains the centre of religious, cultural and educational activities in Medan to this day, becoming an integral part of the city's history and identity as well as strengthening the values of spirituality and culture in modern society.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-31