GOTONG ROYONG DALAM SEJARAH INDONESIA
Kata Kunci:
Gotong Royong, Historis, HistoricalAbstrak
ABSTRAK
Gotong Royong bukan hanya sekadar sebuah konsep, tetapi merupakan praktik yang efektif untuk mempercepat dan menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan kerja sama. Meskipun Gotong Royong mungkin terkait erat dengan budaya Jawa, namun nilainya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia secara keseluruhan. Hal ini tercermin dari adopsi nilai tersebut di berbagai daerah dan kelompok etnis di seluruh Indonesia. Berdasarkan penelitian historis, Gotong Royong telah hadir sejak zaman kuno, bahkan pada masa Neolitikum sekitar tahun 6000 SM. Contohnya, kegiatan Gotong Royong seperti pengangkatan dan pemindahan batu-batu besar seperti Menhir di Nias merupakan bukti awal praktik ini. Di berbagai daerah di Indonesia, tradisi Gotong Royong terus berkembang. Misalnya, di Tana Toraja, tradisi tarik batu digunakan untuk membangun struktur pemakaman untuk mendiang. Penggunaan metode untuk penelitian ini yakni kepustakaan untuk mengulas nilai budaya Gotong Royong Indonesia, memungkinkan pengumpulan data tentang pengertian, sejarah, dan penerapan Gotong Royong dengan menelusuri berbagai sumber literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gotong Royong telah menjadi bagian dari budaya nasional Indonesia dan perlu dijaga serta dilestarikan agar tetap menjadi identitas nasional yang kuat di masa mendatang.
ABSTRACT
Mutual Cooperation is not just a concept, but an effective practice to speed up and complete tasks that require cooperation. Although Mutual Cooperation may be closely related to Javanese culture, its values have become an inseparable part of Indonesian culture as a whole. This is reflected in the adoption of these values in various regions and ethnic groups throughout Indonesia. Based on historical research, Mutual Cooperation has been present since ancient times, even during the Neolithic era around 6000 BC. For example, Mutual Cooperation activities such as lifting and moving large stones such as the Menhir in Nias are early evidence of this practice. In various regions in Indonesia, the tradition of Mutual Cooperation continues to develop. For example, in Tana Toraja, the stone pulling tradition is used to build burial structures for the deceased. The method used for this research is literature to review the cultural values of Indonesian Mutual Cooperation, allowing data to be collected about the meaning, history and application of Mutual Cooperation by exploring various literary sources. The research results show that Mutual Cooperation has become part of Indonesia's national culture and needs to be maintained and preserved so that it remains a strong national identity in the future.