MELESTARIKAN KESENIAN TARI HUDOQ DI DESA BUDAYA PAMPANG KALIMANTAN TIMUR
Kata Kunci:
Tari Hudoq, Samarinda Kalimantan TimurAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi upaya dan tantangan dalam melestarikan kesenian tari Hudoq di Desa Budaya Pampang, Kalimantan Timur, selama periode 2017-2023. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa melestarikan tari Hudoq di Desa Budaya Pampang melibatkan berbagai upaya, termasuk pengajaran generasi muda, promosi budaya lokal, dan kolaborasi dengan pihak terkait. Namun, berbagai tantangan juga dihadapi, seperti perubahan sosial dan ekonomi, kurangnya dukungan finansial, dan hilangnya minat generasi muda terhadap tradisi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya melestarikan tari Hudoq memerlukan komitmen yang kuat dari masyarakat lokal, serta dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk menjaga keberlanjutan dan keberagaman budaya di Desa Budaya Pampang dan Kalimantan Timur secara keseluruhan.
This research aims to explore efforts and challenges in preserving the art of Hudoq dance in Pampang Cultural Village, East Kalimantan, during the 2017-2023 period. The research method used is qualitative with a case study approach. Data was collected through in-depth interviews, participant observation and documentation studies. Research findings show that preserving the Hudoq dance in the Pampang Cultural Village involves various efforts, including teaching the younger generation, promoting local culture, and collaborating with related parties. However, various challenges are also faced, such as social and economic changes, lack of financial support, and the younger generation's loss of interest in traditions. This research concludes that efforts to preserve the Hudoq dance require a strong commitment from the local community, as well as support from the government and related institutions to maintain cultural sustainability and diversity in the Pampang Cultural Village and East Kalimantan as a whole.