TRADISI MANDI PANGIR SEBELUM MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN

Penulis

  • Fathur Rahman Damanik Universitas Negeri Medan
  • Abdul Lathif Universitas Negeri Medan
  • Rahmi Asshifa Hidayah Sembiring Universitas Negeri Medan
  • Siti Masni Universitas Negeri Medan
  • Siti Syariah Azimah Universitas Negeri Medan
  • Amelia Purba Universitas Negeri Medan
  • Ika Purnamasari Universitas Negeri Medan

Kata Kunci:

Hadits, Mandi Pangir

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang tradisi Mandi Pangir dalam menyambut bulan suci Ramadhan dilihat dari perspektif hadis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tradisi Mandi Pangir biasanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Dan untuk mengetahui pandangan hadis tentang mandi pangir di bulan Ramadhan. Fokus penelitian ini adalah melihat tradisi mandi pangir yang berkembang di masyarakat, bagaimana tradisi marpangir dalam menyambut Ramadhan yang dilaksanakan oleh masyarakat, dan bagaimana pendapat para ahli di bidang tersebut menanggapi tradisi mandi pangir. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, kemudian didukung oleh studi pustaka yang terkait dengan pendapat teoritis. Dari hasil penelitian lapangan, ditemukan bahwa tradisi marpangir merupakan tradisi turun temurun yang sudah ada sejak zaman dahulu. Berdasarkan kutipan hadis-hadis yang berkaitan dengan kebersihan, keharuman, kesehatan dan kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan terkait tradisi mandi Pangir, dapat disimpulkan bahwa tradisi mandi Pangir tidaklah terlarang jika dilakukan sesuai dengan ajaran Islam. Tradisi mandi Pangir hanyalah adat yang dilakukan karena perasaan gembira menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

This study examines the tradition of Mandi Pangir in welcoming the holy month of Ramadan from the perspective of hadith. The objective of this research is to explore how the Mandi Pangir tradition is typically performed during Ramadan and to analyze the perspective of hadith regarding this practice. The focus of this study is to observe the development of the Mandi Pangir tradition within society, how the practice is carried out as a form of welcoming Ramadan, and how experts in the field perceive this tradition. Religious and community leaders were involved in the discussion, supported by a literature review related to theoretical perspectives. Field research findings indicate that the Mandi Pangir tradition is a hereditary practice that has existed since ancient times. Based on hadith references concerning cleanliness, fragrance, health, and joy in welcoming the holy month of Ramadan, it can be concluded that the Mandi Pangir tradition is not prohibited as long as it aligns with Islamic teachings. Mandi Pangir is merely a cultural practice performed as an expression of joy in welcoming the arrival of Ramadan.

Unduhan

Diterbitkan

2025-03-30