METODE PENDIDIKAN HATI PERSPEKTIF IBNU QAYYIM DALAM KITAB AD-DA ̅’ WA AD-DAWA ̅’

Penulis

  • Haekal Amirul Akbar Staim Muhammadiyah Paciran Lamongan
  • Maryono STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya

Kata Kunci:

Pendidikan Hati, Ibnu Qayyim, Ad-Dā’ Wa Ad-Dawā’, Tazkiyatun Nafs, Akhlak, Spiritualitas

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji metode pendidikan hati dalam perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ad-Dā’ wa Ad-Dawā’. Latar belakang penulisan ini adalah semakin maraknya degradasi moral dan spiritual di masyarakat, terutama di kalangan remaja, seperti perilaku menyimpang, perundungan, hingga praktik kesyirikan yang menunjukkan adanya krisis dalam aspek hati. Dalam Islam, hati (qalb) dipandang sebagai pusat kendali moral dan spiritual yang sangat menentukan baik atau buruknya perilaku manusia.Ibnu Qayyim mengemukakan bahwa hati yang bersih dan sehat akan melahirkan akhlak mulia dan kedekatan dengan Allah, sementara hati yang sakit atau mati akan membawa seseorang kepada maksiat dan kehancuran moral. Metode pendidikan hati yang ditawarkan beliau meliputi penyucian jiwa (tazkiyatun nafs), dzikir, introspeksi (muhasabah), menjauhi maksiat, serta memperkuat hubungan spiritual dengan Allah.Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (library research), yaitu dengan menelaah secara mendalam kitab Ad-Dā’ wa Ad-Dawā’ serta referensi pendukung lainnya. Hasil penulisan menunjukkan bahwa metode pendidikan hati menurut Ibnu Qayyim memiliki relevansi yang kuat terhadap pengembangan karakter dan spiritualitas peserta didik di era modern. Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer ilmu, tetapi juga sebagai proses pembentukan kepribadian yang utuh dan terarah.

This study aims to examine the method of heart education from the perspective of Ibnu Qayyim al-Jawziyyah as outlined in his renowned work Ad-Dā’ wa Ad-Dawā’ (The Disease and the Cure). The research is motivated by the increasing moral and spiritual decline in society, particularly among youth, such as deviant behaviors, bullying, and the persistence of shirk practices, which indicate a deep crisis in the human heart. In Islamic thought, the heart (qalb) is seen as the central spiritual and moral compass that governs one’s behavior and ethical decisions. Ibnu Qayyim emphasizes that a sound and pure heart leads to noble character and closeness to Allah, while a diseased or dead heart results in sin and moral decay. His approach to heart education involves tazkiyatun nafs (purification of the soul), remembrance of Allah (dhikr), self-reflection (muhasabah), avoiding sins, and strengthening the individual's spiritual relationship with their Creator. This study employs a qualitative approach using library research by analyzing Ad-Dā’ wa Ad-Dawā’ alongside relevant supporting literature. The findings reveal that Ibnu Qayyim’s concept of heart education remains highly relevant in modern educational contexts, especially in forming students with strong spiritual and moral integrity. Education should not merely focus on cognitive development but must also prioritize the inner transformation of individuals.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30