HUBUNGAN LAUTAN YANG TIDAK BERCAMPUR: BUKTI OSENOGRAFI DAN ISYARAT DALAM AL QUR’AN
Kata Kunci:
Fenomena Lautan, Oseanografi, Batas Laut, Tafsir Al-Qur'an, Ekosistem LautAbstrak
Fenomena pertemuan dua lautan yang berbeda sifat fisika dan kimianya, yang mengalir berdampingan namun tidak bercampur, merupakan topik multidisipliner yang melibatkan prinsip oseanografi dan kajian tafsir Al-Qur'an. Studi ini mengkaji fenomena tersebut berdasarkan ayat Al-Qur'an Surat Ar-Rahman (19-20) dan Al-Furqan (53) yang menjelaskan adanya batas batasan antara dua laut yang tidak saling melampaui batas. Konsep ilmiah yang mendasarinya adalah perbedaan parameter seperti salinitas, suhu, massa jenis, dan tegangan permukaan udara laut yang menciptakan lapisan pemisah alami (termoklin dan haloklin). Fenomena ini teramati secara empiris di Selat Gibraltar, di mana udara laut Mediterania dan Samudra Atlantik bertemu tetapi tidak bercampur meskipun berdampingan dalam jarak dekat. Kajian ini memadukan pengamatan oseanografi modern dengan tafsir klasik ulama seperti Imam Fakhr al-Din al-Razi dan Tantawi Jauhari, yang menyatakan bahwa batas tersebut merupakan manifestasi keteraturan alam yang disyari'atkan oleh Sang Pencipta. Penelitian ini sekaligus memberikan perspektif etis dan ekologis mengenai pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut sebagai bagian dari keselamatan manusia.
The phenomenon of two seas meeting with distinct physical and chemical properties, flowing side by side without mixing, represents a multidisciplinary topic that integrates the principles of oceanography and Qur’anic exegesis. This study examines the phenomenon based on the Qur’anic verses in Surah Ar-Rahman (19–20) and Al-Furqan (53), which describe the existence of boundaries between two bodies of water that do not transgress each other. The underlying scientific concept involves differences in parameters such as salinity, temperature, density, and surface tension that create a natural separating layer (thermocline and halocline). This phenomenon is empirically observed in the Strait of Gibraltar, where the waters of the Mediterranean Sea and the Atlantic Ocean meet but do not mix, despite being in close proximity. The study integrates modern oceanographic observations with classical interpretations from scholars such as Imam Fakhr al-Din al-Razi and Tantawi Jauhari, who assert that this boundary is a manifestation of the divine order established by the Creator. Furthermore, this research provides ethical and ecological perspectives on the importance of maintaining marine ecosystem balance as part of ensuring human well-being.




