STUDI PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT KULIT BERDASARKAN DIAGNOSIS KLINIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT SINA IBNU YW-UMI MAKASSAR

Abstrak

Penyakit kulit memiliki angka kejadian yang tinggi di negara tropis seperti Indonesia, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk lingkungan dan kebersihan. Profil pengobatan yang tepat sangat penting untuk manajemen yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat penyakit kulit berdasarkan diagnosis klinis di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif retrospektif dengan mengambil data dari rekam medis pasien pada periode Februari hingga April 2025. Data yang dikumpulkan meliputi jenis diagnosis, jenis obat yang diresepkan, dan frekuensi penggunaannya. Hasil: Total 90 pasien dilibatkan, dengan dominasi laki-laki (50 orang; 55,6%) dan perempuan (40 orang; 44,4%). Rata-rata usia pasien berkisar antara 44–47 tahun (rentang 8–85 tahun, ±20 tahun standar deviasi). Jenis diagnosis penyakit kulit terbanyak adalah Allergic Contact Dermatitis$ (23 kasus; 41,1%) dan Psoriasis (21 kasus; 16,1%). Sepuluh obat yang paling sering digunakan meliputi: desoximetasone, betamethasone, cetirizine, gentamicin, miconazole, fusycom, hydrocortisone, mometasone, nomika, dan ofloxacin. Kesimpulan: Penelitian ini berhasil memetakan karakteristik pasien,  diagnosis, dan penggunaan obat penyakit kulit di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Mayoritas kasus adalah Allergic Contact Dermatitis dan Psoriasis, dengan kelompok obat yang didominasi oleh kortikosteroid topikal, antihistamin, dan antimikroba. Hasil ini dapat menjadi dasar evaluasi dan pedoman praktik pengobatan penyakit kulit di fasilitas kesehatan terkait.

Skin diseases have a high prevalence in tropical countries, such as Indonesia, influenced by various factors, including environmental conditions and hygiene practices. An appropriate pharmacological profile is essential for effective management. This study aims to identify the pattern of drug utilization for skin diseases based on clinical diagnoses at the Dermatology and Venereology Clinic of Ibnu Sina YW-UMI Hospital, Makassar. Method: This study employed a retrospective descriptive analysis using patient medical record data collected from February to April 2025. The data included the types of diagnoses, prescribed medications, and frequency of use. Findings: A total of 90 patients were included, consisting of 50 males (55.6%) and 40 females (44.4%). The average age of patients ranged from 44 to 47 years (range: 8-85 years, with a standard deviation of ±20 years). The most common skin disease diagnoses were Allergic Contact Dermatitis (23 cases; 41.1%) and Psoriasis (21 cases; 16.1%). The ten most frequently prescribed medications were desoximetasone, betamethasone, cetirizine, gentamicin, miconazole, fusycom, hydrocortisone, mometasone, nomika, and ofloxacin. Conclusion: This study successfully identified the characteristics of patients, clinical diagnoses, and patterns of drug use for skin diseases at Ibnu Sina Hospital, Makassar. The majority of cases were Allergic Contact Dermatitis and Psoriasis, with the predominant drug classes being topical corticosteroids, antihistamines, and antimicrobials. These findings may serve as a foundation for evaluation and as a reference for improving dermatological treatment practices in healthcare facilities.