ISLAM DAN MULTIKULTURALISME: DAKWAH SEBAGAI RUANG NEGOSIASI IDENTITAS

Penulis

  • Samsir UIN Alauddin Makassar
  • Mahmuddin UIN Alauddin Makassar

Kata Kunci:

Islam, Multikulturalisme, Dakwah, Negosiasi Identitas

Abstrak

Jurnal ini membahas Islam dan multikulturalisme dengan fokus pada dakwah sebagai ruang negosiasi identitas. Islam sejak awal hadir dalam masyarakat yang beragam, sebagaimana ditunjukkan oleh Piagam Madinah yang menegaskan nilai persatuan, toleransi, dan keadilan. Dalam konteks Indonesia yang multikultural, dakwah tidak hanya sekadar penyampaian ajaran agama secara normatif, tetapi juga menjadi ruang dialog dan interaksi sosial yang menghargai keberagaman budaya, etnis, dan agama. Dengan pendekatan komunikasi dakwah, akulturasi budaya, dan prinsip rahmah, dakwah berfungsi sebagai media yang memperkuat identitas keislaman sekaligus menjembatani perbedaan. Melalui negosiasi identitas, dakwah mampu menjaga keteguhan iman, mencegah eksklusivisme, serta menghadirkan Islam yang inklusif, ramah, dan relevan di era globalisasi.

This article discusses Islam and multiculturalism, focusing on da’wah as a space for identity negotiation. Islam has historically existed within diverse communities, as exemplified by the Medina Charter, which emphasized unity, tolerance, and justice. In the multicultural context of Indonesia, da’wah is not merely the transmission of religious teachings, but also a space for dialogue and social interaction that respects cultural, ethnic, and religious diversity. Through da’wah communication, cultural acculturation, and the principle of rahmah, da’wah functions as a medium that strengthens Islamic identity while bridging differences. By negotiating identity, da’wah can preserve faith, prevent exclusivism, and present Islam as inclusive, compassionate, and relevant in the era of globalization.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-30