ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN MELALUI LAPORAN ARUS KAS DI PT ASURANSI BINA DANA ARTA TBK (ABDA) PADA PERIODE 2022-2023
Kata Kunci:
Laporan Arus Kas, Kesehatan Keuangan, Rasio KeuanganAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis yang komprehensif mengenai kondisi keuangan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) dengan fokus pada pemeriksaan laporan arus kas untuk periode 2022–2023. Laporan arus kas digunakan sebagai instrumen utama untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Pendekatan yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan resmi perusahaan yang telah dipublikasikan secara daring, sehingga memungkinkan penilaian yang objektif dan terverifikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2023, ABDA mencatat peningkatan signifikan pada arus kas operasi, yaitu sebesar Rp14,34 miliar, setelah pada tahun sebelumnya membukukan arus kas operasi negatif sebesar Rp8,09 miliar. Namun demikian, arus kas keluar dari aktivitas investasi masih tetap tinggi, terutama disebabkan oleh penempatan dana dan akuisisi surat berharga, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap penurunan posisi kas bersih perusahaan. Secara umum, kondisi keuangan ABDA dapat dianggap cukup sehat, karena perusahaan masih mampu menghasilkan arus kas positif dari aktivitas operasi utamanya meskipun menghadapi tekanan yang berasal dari aktivitas investasi. Mengacu pada literatur sebelumnya, financial distress umumnya muncul ketika perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban finansialnya (Khaliq, Altarturi, Thaker, Harun, & Nahar, 2014; Roslan, 2014; Bae, 2012), dibebani oleh komitmen pembayaran biaya tetap yang tinggi, menghadapi tingkat likuiditas yang rendah, serta mengalami ketidakpastian pendapatan (Roslan, 2014; Hassan & Alanazi, 2018).
This study aims to provide a comprehensive analysis of the financial condition of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) by examining its cash flow statements for the period 2022–2023. The cash flow statement serves as a primary tool for assessing the company’s ability to generate cash from its operating, investing, and financing activities. The research employs a quantitative descriptive approach, relying on secondary data obtained from the company’s officially published financial statements, which are available online. The analysis indicates that in 2023, ABDA experienced a significant increase in operating cash flow, reaching IDR 14.34 billion, compared to a negative operating cash flow of IDR 8.09 billion in 2022. However, cash outflows from investing activities remained high, mainly due to fund placements and the acquisition of securities, which contributed to a decline in the company’s overall cash position. Overall, ABDA’s financial condition can be considered stable, as the company continues to generate positive cash flow from its core operations despite challenges arising from investment activities. According to previous studies, financial distress typically occurs when a company struggles to meet its financial obligations, is burdened by high fixed costs, experiences low liquidity, or faces unpredictable income (Khaliq, Altarturi, Thaker, Harun, & Nahar, 2014; Roslan, 2014; Bae, 2012). It may also result from low liquidity and unstable revenue streams (Roslan, 2014; Hassan & Alanazi, 2018).




