MENGATASI ANOMALI KEBAKTIAN REMAJA DAN PEMUDA GKE EKA SINTA PALANGKA RAYA

Penulis

  • Elisabet Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya
  • Ceria Disika D Ginther Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya
  • Nopriadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya

Kata Kunci:

PAK Remaja Dan Pemuda, Kebaktian, Anomali Ibadah, GKE Eka Sinta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis kegiatan ibadah remaja dan pemuda di GKE Eka Sinta Palangka Raya guna menemukan serta mengatasi berbagai anomali yang terjadi selama kebaktian. Observasi dilakukan selama empat minggu melalui partisipasi langsung dalam ibadah dan wawancara dengan ketua pemuda. Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kurang aktif dalam mengikuti ibadah, kurang semangat saat pujian, dan sering tidak memperhatikan saat penyampaian firman Tuhan. Selain itu, peserta baru jarang diajak berinteraksi, dan beberapa kakak pendamping belum memahami dengan baik materi yang disampaikan. Dari sudut pandang Pendidikan Agama Kristen (PAK), hal ini menunjukkan bahwa pembinaan iman belum dilakukan secara maksimal. Perlu adanya pendekatan yang kontekstual, kreatif, dan berpusat pada pertumbuhan rohani agar remaja dapat mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.

This study aims to observe and analyze the youth and adolescent worship activities at GKE Eka Sinta Palangka Raya in order to identify and address various anomalies that occur during the services. The observation was conducted over four weeks through direct participation in worship and interviews with the youth leader. The results show that most of the youths were less active in participating in worship, lacked enthusiasm during praise, and often paid little attention during the sermon. In addition, new participants were rarely engaged in interaction, and some mentors did not fully understand the material being delivered. From the perspective of Christian Religious Education (PAK), this indicates that faith development has not been carried out optimally. A contextual, creative, and spiritually growth-centered approach is needed so that the youth may experience a personal encounter with God.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-30