I’JAZ QUR’AN DALAM PANDANGAN SARJANA BARAT

Penulis

  • Idris siregar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Indri Anjani Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Azlan Nasution Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Nada Muhsinati Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kata Kunci:

Ijaz Qur’an, Pandangan Barat, Sejarah Keilmuan Barat tentang Al-Qur’an

Abstrak

Penelitian ini mengeksplorasi persepsi dan analisis para orientalis dan sarjana Barat mengenai konsep ijaz Al-Qur’an, yang merujuk pada keunikan, keindahan, dan ketidakmampuan manusia untuk meniru teks Al-Qur’an. Kajian ini menyoroti berbagai pendekatan yang digunakan oleh pemikir Barat, mulai dari analisis linguistik, historis, hingga teologis, serta bagaimana pandangan mereka berkembang seiring waktu. Dalam kajian ini, tokoh-tokoh seperti Theodor Nöldeke, Richard Bell, dan Montgomery Watt memberikan kontribusi signifikan melalui analisis kritis terhadap struktur, bahasa, dan konteks historis Al-Qur’an. Beberapa orientalis mengakui keindahan dan keunikan Al-Qur’an, sementara yang lain mempertanyakan klaim kemukjizatannya.  Penelitian ini juga menyoroti pengaruh budaya dan intelektual dalam membentuk pandangan Barat terhadap ijaz Al-Qur’an, serta menguraikan kritik dari cendekiawan Muslim terhadap metodologi dan asumsi yang digunakan oleh para sarjana Barat. Melalui pemetaan pandangan ini, kajian ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman tentang persepsi lintas budaya terhadap Al-Qur’an dan mempromosikan dialog yang lebih konstruktif antara dunia Islam dan Barat.

This study explores the perceptions and analyses of orientalists and Western scholars regarding the concept of Qur'ānic ijaz, which refers to the uniqueness, beauty and inability of humans to replicate the Qur'ānic text. The study highlights the various approaches used by Western thinkers, ranging from linguistic, historical, to theological analyses, and how their views evolved over time. In this study, figures such as Theodor Nöldeke, Richard Bell, and Montgomery Watt make significant contributions through critical analyses of the Qur'ān's structure, language, and historical context. Some orientalists recognise the beauty and uniqueness of the Qur'ān, while others question its claims of miraculousness. The study also highlights cultural and intellectual influences in shaping Western views of Qur'ānic ijaz, and outlines Muslim scholars' critiques of the methodologies and assumptions used by Western scholars. Through this mapping of views, this study aims to enrich the understanding of cross-cultural perceptions of the Qur'ān and promote a more constructive dialogue between the Islamic world and the West.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30