PERAN GENERASI MUDA DI JAHO DALAM MENGHIDUPKAN TRADISI BUDAYA MINANGKABAU MELALUI RANDAI
Kata Kunci:
Regenerasi Budaya, Randai, Warisan Budaya Takbenda, Transformasi Budaya, JahoAbstrak
Cultural values, historical narratives, and communal identity are transmitted by Randai, a traditional Minangkabau performing art. However, the forces of modernization and social change have resulted in a decline in interest in this traditional art form, particularly among younger generations. This study examines the strategic role of the youth in Jaho in revitalizing and adapting Randai in order to ensure its continued relevance in contemporary society.This study uses a qualitative research approach and uses descriptive-analytical methods to examine the dynamics of youth engagement in the revitalization of Randai. The findings indicate that, beyond their participation in performances, young people actively contribute to the development of new narratives that align with contemporary societal contexts, the refinement of performance techniques to enhance audience appeal, and the implementation of education programs that are aimed at improving youth engagement. However, this study also highlights a number of significant obstacles to Randai's rebirth, such as the prevalence of popular culture and the absence of institutional backing. Therefore, to guarantee Randai's continuous progress without sacrificing its traditional core, a sustainable and adaptable approach is essential. By emphasizing the role of young people in preserving intangible cultural assets in the face of globalization's pressures, this study adds to the body of knowledge on cultural preservation.
Salah satu seni pertunjukan khas Minangkabau, Randai, berfungsi dengan baik untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan identitas masyarakatnya. Namun, modernisasi dan perubahan sosial telah mengurangi minat seni tradisional di kalangan remaja. Penelitian ini mengkaji bagaimana generasi muda Jaho memainkan peran strategis dalam menghidupkan kembali dan menyesuaikan randai agar tetap relevan di era modern. Untuk memahami dinamika keterlibatan generasi muda dalam revitalisasi randai, pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data deskriptif-analitis. Penelitian menunjukkan bahwa generasi muda tidak hanya berpartisipasi dalam pertunjukan randai, tetapi juga aktif dalam mengembangkan narasi baru yang lebih dekat dengan dunia nyata, mengubah teknik pertunjukan agar lebih menarik bagi audiens kontemporer, dan mengembangkan metode edukatif untuk membuat seni ini lebih disukai oleh generasi muda. Mereka berhasil menumbuhkan kembali minat masyarakat terhadap randai melalui program seperti lokakarya, festival, dan media digital. Selain itu, penelitian ini menekankan beberapa masalah utama yang menghalangi revitalisasi, seperti dominasi budaya populer dan kurangnya dukungan institusional. Oleh karena itu, agar randai dapat terus berkembang tanpa kehilangan sifat tradisionalnya, diperlukan pendekatan keberlanjutan yang fleksibel. Studi ini meningkatkan pembicaraan tentang peran pemuda dalam pelestarian budaya dan memberikan wawasan tentang upaya untuk melindungi warisan budaya takbenda di tengah arus globalisasi.