ANALISA KEJADIAN DISPEPSIA TERHADAP FAKTOR PEMICU PADA PASIEN DI PUSKESMAS NARMADA

Penulis

  • Syarifa Anita Saputri Universitas Bumigora Mataram
  • Nurul Indriani Universitas Bumigora Mataram
  • I Nyoman Bagus Aji Kresnapati Universitas Bumigora Mataram

Kata Kunci:

Dispepsia, Faktor Pemicu, Puskesmas Narmada

Abstrak

Analisa Kejadian Dispepsia Terhadap Faktor Pemicu Pada Pasien Di Puskesmas  Narmada. Dispepsia adalah kondisi umum yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri pada bagian atas perut, dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan memiliki dampak negatif terhadap produktivitas penderitanya. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis tingkat kejadian dispepsia terhadap faktor – faktor pemicunya di Puskesmas Narmada. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, dengan instrumen kuesioner yang telah valid (0,612 – 0,951) dan reliabel (> 0,90). Hasil Prevalensi kejadian Dispepsia pada penelitian ini adalah sebesar 164 orang berdasarkan data dari puskesmas Narmada. Frekuensi tingkat pengetahuan, mengonsumsi hewan satwa kodok, olahraga saat perut kosong, kebiasaan merokok, tradisi begibung tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian dispepsia pada masyarakat (p-value>0.05). Sementara itu, kejadian dispepsia memiliki hubungan signifikan dengan frekuensi konsumsi makanan pedas, makanan asam, makanan berlemak, makanan mentah, mengonsumsi kopi dengan nilai (p-value<0.05). Kesimpulan pada penelitian ini adalah Frekuensi konsumsi makanan pedas, makanan asam, makanan berlemak, makanan mentah, mengonsumsi kaffein dan Obat - obatan merupakan faktor risiko kejadian dispepsia pada Pasien di Puskesmas Narmada.

Analysis of Dyspepsia Incidence Against Trigger Factors in Patients at the Narmada  Health Center. Dyspepsia is a common condition characterized by discomfort or pain in the upper abdomen, and can affect a person's quality of life and have a negative impact on the sufferer's productivity. The purpose of this study was to analyze the incidence of dyspepsia against its triggering factors in Narmada Health Center. This study used a quantitative method with a cross-sectional research design, with a questionnaire instrument that was valid (0.612 - 0.951) and reliable (> 0.90). Results The prevalence of dyspepsia in this study was 164 people based on data from the Narmada Health Center. The frequency of knowledge levels, consuming frogs, exercising on an empty stomach, smoking habits, and the begibung tradition did not show a significant relationship with the incidence of dyspepsia in the community (p-value> 0.05). Meanwhile, the incidence of dyspepsia has a significant relationship with the frequency of consumption of spicy foods, sour foods, fatty foods, raw foods, consuming coffee with a value (p-value <0.05). The conclusion of this study is that the frequency of consumption of spicy foods, sour foods, fatty foods, raw foods, consuming caffeine and drugs are risk factors for the incidence of dyspepsia in the patients at Narmada Health centers

Unduhan

Diterbitkan

2025-08-30