PENDIDIKAN HUSNUDZON (BERPRASANGKA BAIK) DALAM PERSPEKTIF HADIST: UPAYA MEMBANGUN LINGKUNGAN BELAJAR BEBAS TOXIC DI KAMPUS

Abstrak

Lingkungan belajar yang sehat dan bebas dari perilaku toxic merupakan fondasi penting dalam menciptakan atmosfer akademik yang kondusif di kampus. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk membangun lingkungan tersebut adalah melalui pendidikan husnudzon (berprasangka baik) yang bersumber dari ajaran hadist. Husnudzon tidak hanya menjadi nilai moral, tetapi juga strategi sosial yang mampu meredam konflik, memperkuat solidaritas, dan menumbuhkan empati antar civitas akademika. Artikel ini mengkaji konsep husnuzon dalam perspektif hadist serta relevansinya dalam membentuk budaya kampus yang positif. Dengan pendekatan kualitatif dan studi literatur, tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa internalisasi nilai husnuzon dapat menjadi solusi preventif terhadap perilaku toxic seperti perundungan, diskriminasi, dan prasangka negatif di llingkungan perguruan tinggi.

A healthy and non-toxic learning environment is a crucial foundation for fostering a conducive academic atmosphere on campus. One effective approach to cultivating such an environment is through the education of husnuzon (positive presumption), rooted in the teachings of hadith. Husnuzon serves not only as a moral value but also as a social strategy that can mitigate conflict, strengthen solidarity, and foster empathy among academic communities. This article explores the concept of husnuzon from the perspective of hadith and its relevance in shaping a positive campus culture. Using a qualitative approach and literature review, the study aims to demonstrate that internalizing the value of husnuzon can serve as a preventive solution to toxic behaviors such as bullying, discrimination, and negative assumptions within higher education institutions.