IDENTIFIKASI ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH PADA FASAD KANTOR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA (DPRK) LHOKSEUMAWE
Kata Kunci:
Arsitektur Tradisional Aceh, Karakteristik Fasad, Bangunan Kantor PemerintahanAbstrak
Keberagaman kearifan lokal di Indonesia melahirkan karakter arsitektur tradisional yang berbeda di setiap daerah, termasuk Arsitektur Tradisional Aceh yang diwujudkan melalui bentuk Rumoh Aceh. Namun, dominasi arsitektur modern dalam pembangunan gedung pemerintahan menyebabkan semakin berkurangnya penerapan elemen tradisional yang mencerminkan identitas lokal. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe menjadi salah satu bangunan pemerintahan yang masih memperlihatkan adaptasi elemen arsitektur tradisional Aceh pada tampilan fasadnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui studi literatur, observasi lapangan, serta analisis teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasad gedung DPRK Lhokseumawe menerapkan beberapa ciri khas Rumoh Aceh, seperti atap pelana bertingkat, ornamen tulak angen, komposisi proporsi vertikal berupa bubong, ateuh rumoh, dan yup moh, serta penggunaan banyak bukaan jendela dan struktur kolom menyerupai rumah panggung. Meski begitu, bangunan ini tetap mengalami penyesuaian terhadap kebutuhan fungsi perkantoran modern, seperti orientasi bangunan dan penggunaan material beton sebagai struktur utama. Secara keseluruhan, gedung DPRK Lhokseumawe mampu mempertahankan identitas arsitektur tradisional Aceh melalui elemen fasadnya meskipun dilakukan sejumlah modifikasi sesuai konteks masa kini.




