KONSEP WASATHIYAH DALAM ISLAM

Penulis

  • Adinda Rahmatia Putri Universitas Islam 45 Bekasi
  • Muhammad Alfarizi Universitas Islam 45 Bekasi
  • Andika Febriyanto Universitas Islam 45 Bekasi
  • Abdul Ghofur Universitas Islam 45 Bekasi

Kata Kunci:

Wasathiyah, Moderat, Ekstremis, Liberalis, Intoleran

Abstrak

Era globalisasi adalah era 'diplomasi', sebuah era di mana umat Islam dituntut untuk bersikap moderat (wasathiyah). Umat Islam sebagai umat yang moderat harus mampu mengintegrasikan dua dimensi yang berbeda, yaitu dimensi 'teosentris' (hablun min Allah) dan dimensi 'antroposentris' (hablun min an-nas). Tuntutan ini bukanlah tuntutan zaman, melainkan tuntutan Al-Qur'an yang harus diimplementasikan. Pemaknaan wasathiyah tidak boleh diambil dari pemahaman kaum ekstrimis yang cenderung mengedepankan sikap keras tanpa kompromi (ifrâth), atau pemahaman kelompok liberal yang sering menafsirkan ajaran agama dengan sangat longgar, bebas, dan bahkan nyaris keluar dari garis kebenaran agama (tafrîth). Pemaknaan Islam sebagai agama wasathiyah harus diambil dari penjelasan para ulama, agar tidak memicu 'kesalahpahaman' dan sikap-sikap intoleran yang merusak citra Islam itu sendiri. Pemahaman yang benar terhadap makna wasathiyah mampu membentuk sikap sadar untuk menjadi Islam yang moderat dalam arti yang sebenarnya (ummatan wasathan), mewujudkan perdamaian dunia, tanpa kekerasan atas nama kelompok, ras, ideologi bahkan agama.

The era of globalization is the era of ‘diplomacy’, an era in which Muslims are required to be moderate (wasathiyah). Muslims as moderate people must be able to integrate two different dimensions; the ‘theocentric’ dimension (hablun min Allah) and the ‘anthropocentric’ dimension (hablun min an-nas). These demands are not demands of the times, but demands of the Qur’an which must be implemented. The meaning of wasathiyah should not be taken from the understanding of extremists who tend to prioritize a hard stance without compromise (ifrâth), or the understanding of liberal groups who often interpret religious teachings very loosely, freely, and even almost leave the line of religious truth (tafrîth). The meaning of Islam as a wasathiyah religion must be taken from the explanation of the scholars, so as not to trigger ‘misunderstanding’ and intolerant attitudes that damage the image of Islam itself. A correct understanding of the meaning of wasathiyah is able to form a conscious attitude in being moderate Islam in the true sense (ummatan wasathan), realizing world peace, without violence in the name of group, race, ideology or even religion.

Unduhan

Diterbitkan

2024-11-29