IMPLEMENTASI PERATURAN PELAYANAN OBAT PREKURSOR DI SALAH SATU APOTEK X GORONTALO

Abstrak

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian penting dalam sistem kesehatan yang berperan langsung terhadap keselamatan dan mutu terapi pasien. salah satu komponen krusial dalam aktivitas farmasi adalah manajemen dan distribusi obat-obatan golongan prekursor, yang berpotensi besar untuk disalahgunakan sebagai bahan dasar produksi zat narkotika dan psikotropika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman serta implementasi peraturan pelayanan obat prekursor di Apotek Kimia Farma HB Jassin, Gorontalo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, Pendekatan kuantitatif di gunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan apotek dalam melaksanakan peraturan pelayanan obat prekursor berdasarkan indikator yang ditetapkan, yang dilakukan melalui wawancara, dan penyebaran lembar checklist kepada apoteker, apoteker pendamping, dan tenaga teknis kefarmasian. Hasil penelitian. dari hasil kuesioner (Lembar checklist) telah didapatkan hasil presentasi implementasi sudah sejauh 100% untuk masing - masing poin. Bahwa Apotek Kimia Farma HB Jassin sudah paham terhadap peraturan dan alur penerimaan resep prekursor. Namun masih ada beberpa poin yang hasil presentasi implementasi rendah. Kesimpulkan dari penelitian inibahwa pelaksanaan peraturan pelayanan obat prekursor sudah cukup baik, namun belum sepenuhnya optimal. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sudah memahami peraturan dan prosedur pelayanan obat prekursor dengan baik. Namun masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan agar implementasi peraturan dapat berjalan lebih optimal.

Pharmaceutical services were an essential component of the healthcare system, playing a direct role in ensuring patient safety and therapeutic quality. One crucial aspect of pharmaceutical activities was the management and distribution of precursor drugs, which have a high potential for misuse as raw materials in the production of narcotics and psychotropic substances. This research aims to determine the level of understanding and implementation of precursor drug service regulations at Kimia Farma HB Jassin Pharmacy, Gorontalo. The research employed a descriptive method with a quantitative approach. The quantitative approach was employed to assess the pharmacy's compliance level in implementing precursor drug service regulations, using established indicators. This assessment was conducted through interviews and the distribution of checklist sheets to pharmacists, assistant pharmacists, and pharmaceutical technical personnel. The results from the questionnaire (checklist sheets) indicate that the implementation rate had reached 100% for each assessed point, indicating that Kimia Farma HB Jassin Pharmacy had a thorough understanding of the regulations and the procedure for receiving precursor prescriptions. However, several points still showed a relatively low level of implementation. In conclusion, the implementation of precursor drug service regulations was considered satisfactory but not yet fully optimal. The pharmacist and pharmaceutical technical personnel had demonstrated a good understanding of the regulations and procedures for precursor drug services. implementation of the regulations.